Hidayatullah.com– Ketua Majelis Dakwah Indonesia (Madina) Ustadz Oemar Mita mengatakan, salah satu di antara pelajaran sunnah dan pelajaran nabawi yang hari ini sulit dipraktikkan dalam tingkat pengamalan dan praktik di lapangan adalah saling bersatu padu antara orang beriman.
Hal itu diungkapkannya terkait gelaran Multaqo (Pertemuan) Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa V yang mengusung tema “Wa’tashimu” yang berlangsung di Hotel Grand Cempaka, Jakarta pada Selasa hingga Jumat (03-06/07/2018).
Baca: Ustadz Abdullah Hadrami: Persatuan Impian Orang Beriman
Menurut Oemar Mita, persatuan selalu menjadi teori indah ketika disampaikan dalam majelis tapi gagap ketika di lapangan.
“Makanya kita senang dan merespons gembira serta bagian dari syukur kita kepada Allah ketika ada banyak komponen yang sudah menyadari pentingnya untuk bersatu padu,” ujarnya kepada hidayatullah.com di sela-sela acara.
Baca: Ustadz Adi Hidayat: Mari Kita Bersatu, Hindari yang Tak Produktif
Pengajar Ma’had IT Syameela ini menambahkan, setidaknya dengan adanya acara Multaqo tersebut dapat menyambung napas perjuangan di masa mendatang.
“Saling mendoakan di antara para ulama dan umat semoga Allah memberikan keberkahan bagi kita semua,” tandasnya.
Di sela-sela acara Multaqo Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika, Eropa yang kelima di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (06/07/2018) itu, sejumlah tokoh umat dan dai kondang, mulai Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami, Ustadz Fadlan Garamatan, Ustadz Abdul Somad (UAS), Ustadz Adi Hidayat (UAS), Ustadz Bachtiar Nasir (UBN), dan Ustadz Felix Siauw, menyerukan persatuan Indonesia kepada umat.
Baca juga: Pesan Persatuan Indonesia dari Para Ulama untuk Umat
Dalam kesempatan emas itu, para tokoh yang berasal dari berbagai kelompok dan pergerakan tersebut menekankan pentingnya persatuan umat meskipun ada perbedaan.
Mereka tampak akrab dalam pertemuan yang hangat itu, duduk bareng mengeliling sebuah meja.
“Dipesankan kepada kita semua agar menghindari perpecahan sebagaimana kami duduk bersama di sini. Pasti ada perbedaan di antara kami tetapi persatuan umat, persatuan demi kepentingan agama dan bangsa kita harus lebih kita dahulukan daripada perbedaan-perbedaan pilihan, termasuk perbedaan politik, misalnya,” ujar UBN.*
Baca: Adi Hidayat Ajak Umat Islam Bersatu, Tidak Saling Mencela