Hidayatullah.com– Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang rangkaiannya berlangsung sejak Selasa (20/11/2018) lalu di Pondok Pesantren Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, telah berakhir dan ditutup pada Ahad (25/11/2018) siang sebelum zuhur.
Ketua Stering Commitee Kepanitiaan, Tasyrif Amin, menyebut seluruh rangkaian acara yang menghadirkan puluhan ribu peserta yang merupakan kalangan dai dari sejumlah provinsi, telah berjalan sesuai dengan agenda perencanaan.
“Alhamdulillah, Bapak Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla, hadir membuka acara. Ustadz Bachtiar Nasir, Profesor Din Syamsuddin, tokoh dari Turki, Qatar, dan Rohingya, semuanya datang,” ujarnya di depan jamaah usai shalat zuhur di Masjid Ar Riyadh Hidayatullah.
Baca: Prof Din Syamsuddin: Hidayatullah Harus Menjadi Kekuatan Penengah Umat
Tasyrif pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta, tamu dan undangan Silatnas, apabila ada sesuatu yang dirasa kurang berkenan dalam hal pelayanan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung.
Pada sesi penutupan, jajaran pimpinan ormas Hidayatullah secara bergantian naik ke atas mimbar menyampaikan tausiyah dan pesan bernilai penguatan dakwah kepada para dai Hidayatullah.
Pimpinan Umum Ustadz Abdurrahman Muhammad mengatakan, penguatan dakwah itulah yang menjadi kenang-kenangan sekaligus bekal kepada para dai Hidayatullah, untuk dibawa kembali ke medan dakwah tempat mereka membina dan membimbing umat agar lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun Ketua Umum DPP Hidayatullah, Nashirul Haq, tampil membacakan Piagam Gunung Tembak, sebuah komitmen ketaatan yang dicetuskan pada Silatnas Hidayatullah lima tahun lalu, serta Gerakan Nawafil Hidayatullah, yang lagi-lagi merupakan komitmen ketaatan juga, yang dirumuskan dan dihasilkan pada Silatnas tahun ini.
Poin-poin Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) yang dibacakan Nashirul itu diikrarkan juga oleh ribuan kader laki-laki dan perempuan yang memadati ruang masjid lantai 1 dan 2. Mereka semua berdiri dan mengikuti apa yang diucapkan Nashirul.
Di antara poin Gerakan Nawafil Hidayatullah itu, yakni setiap kader Hidayatullah wajib memakmurkan masjid,
membaca kita suci Al-Qur’an setiap hari sebanyak satu juz, rutin mendirikan shalat malam, dan membaca wirid pagi dan petang.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Mari kita membangun komitmen untuk bersama-sama mewujudkan komitmen itu,” tutur Nashirul.
Alumnus Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, itu menyebutkan bahwa pelaksanaan atau realisasi dari semua poin yang menjadi komitmen seluruh kader Hidayatullah itu sebenarnya mudah, namun yang berat adalah konsistensi atau istiqamahnya.
Sehingga, Nashirul pun meminta kepada jamaah Hidayatullah untuk membiasakan dan menyiasati.
“Misalnya dalam membaca Al-Qur’an satu juz satu hari, bisa mempergunakan kesempatan sebelum dan sesudah shalat fardhu hingga mampu menyelesaikan satu juz sehari,” ucapnya.* Irfan