Hidayatullah.com– Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI meminta umat akar rumput serta ulama dan zu’ama untuk tidak mengumbar pernyataan-pernyataan yang mengundang konflik dan pertentangan.
“Pernyataan yang saking semangatnya mengajak pada kelompoknya, golongannya, paslonnya, dengan pernyataan-pernyataan yang irasional dan menyebabkan terjadinya masalah,” kata Wakil Wantim MUI, Prof Didin Hafidhuddin usai rapat pleno ke-34 di kantor pusat MUI, Jakarta, pada Rabu (30/01/2019).
Baca: Sekjen PBNU Klarifikasi Pernyataan KH Said Soal ‘Selain NU Salah Semua’
Ketua Wantim MUI, Prof. Din Syamsuddin menambahkan, agar masing-masing pihak bisa mengerem dan mengendalikan diri untuk tidak melakukan aksi-reaksi. Sebab hal itu sangat potensial membawa perpecahan di arus bawah.
“Apalagi dalam suasana politik yang sensitif seperti sekarang,” ujarnya.
Din kembali menegaskan, Wantim MUI berpesan kepada semua, baik ulama, zu’ama, elit, maupun pimpinan ormas-ormas Islam, agar bisa menahan diri dan tidak mengeluarkan ujaran-ujaran yang dapat menyinggung perasaan pihak lain.
Di luar hal itu, Din menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj soal imam dan khatib yang harus dari NU.
“Sebenarnya kalau menyangkut jadi imam dan khatib, masjid-masjid kan banyak. Kalau di masjid-masjid NU, imam dan khatibnya dari NU. Di masjid-masjid Muhammadiyah, imam dan khatibnya dari Muhammadiyah. Di luar NU dan Muhammadiyah masih banyak lagi. (Ada) satu jutaan masjid. Tentu gak akan bisa satu ormas membatasinya,” terangnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Din lalu mengajak umat Islam untuk menampilkan Islam jalan tengah yang rahmatan lil ‘alamin.
“Karena itu juga bagian dari Islam Nusantara. Islam yang menegakkan tasamuh atau toleransi kepada yang lain. Saya memahami tasamuh itu menghargai keberadaan ormas-ormas Islam lain,” katanya.
Menurutnya masalah pernyataan Said ini jangan dikembangkan lagi. Sebab ada banyak masalah-masalah strategis lain.* Andi