Hidayatullah.com– Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Prof Dr Warul Walidin menyampaikan ucapan belasungkawa dan memimpin doa bagi Rina Muharrami, wisudawan dari Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Rektor memimpin doa di ujung pidatonya pada sambutan wisuda hari ketiga UIN Ar-Raniry TA 2018/2019, di Auditorium Ali Hasyimi, Banda Aceh, Kamis (28/02/2019).
Warul mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya salah seorang calon wisudawan yang seharusnya menerima ijazah pada wisuda tahun 2019 ini, namun sebelum acara wisuda yang bersangkutan telah meninggal dunia, dan ijazahnya diambil langsung oleh ayahanda, bapak Bukhari.
“Kepada almarhumah kita doakan semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah dan ditempatkan disisi-Nya, Allahummagh firlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu anhaa waj’alil jannta matswaahaa, Alfatihah,” ujarnya kutip website resmi universitas, Jumat (01/03/2019).
Baca: Kisah Ayah Diwisuda Tanpa Toga, Gantikan Putrinya yang Meninggal Dunia
Warul Walidin memimpin doa tersebut dan diamini oleh seluruh wisudawan dan para tamu undangan yang hadir di Auditorium Ali Hasjmy.
“Kita harus bersyukur karena kita hari ini bisa mengikuti prosesi wisuda, ini merupakan anugerah yang tak terhingga yang duberikan Allah untuk hambanya,” ujarnya.
Selain mendoakan bagi almarhumah, sang Rektor juga memberikan satu set baju toga untuk keluarga Rina Muharrami saat mengunjungi keluarganya baru-baru ini.
Dalam kunjungan silaturahim, Rektor Warul dan civitas akademika UIN AR-Raniry, Rektor menyerahkan baju toga yang diterima kedua orangtua Rina, yang merupakan sebagai rasa wujud kecintaan kampus terhadap almarhumah, kata Warul.
“Kami memberikan baju toga adalah sebagai wujud dari kecintaan semua komunitas kampus. Oleh karena itu tidak salahnya kalau baju ini kita berikan kepada keluarga. Ini adalah sebagai rasa duka dan juga memberikan semangat kepada keluarga atas cobaan diberikan Allah,” ujarnya.
Rektor menyebutkan, Rina meninggal dalam keadaan sedang menuntut ilmu. Dia masih sedang berada di bangku kuliah. Dia kembali ke Sang Maha Pencipta pada 5 Februari lalu karena sakit. Sehingga dia belum sempat merasakan yudisium dan mengikuti proses wisuda seperti teman-temannya yang lain.
“Kemudian sang ayah rela mewakili sang ananda untuk mengambil ijazahnya. Ini sebagai pertanda orangtua memberikan atensi dan perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan anak. Bahkan beliau sudah tiada, tetapi berkenan hadir untuk menerima ijazah yang dianugerahkan oleh kampus,” katanya.
Ditambahkan, seharusnya Rina yang memakainya pada saat wisuda, namun Allah berkehendak lain dan tidak sempat memakai baju itu padahal dia sudah berhak memakainya. Maka pimpinan menyumbangkan satu set lengkap baju toga kepada keluarga.
Bingkisan yang diberikan, antara lain santunan, baju dan topi toga, kalung berlogo Ar-Raniry, foto bingkai dan CD video prosesi penyerahan ijazah yang diterima ayahnya.
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, Bukhari, seorang kuli bangunan, datang menghadiri acara wisuda putrinya, Rina Muharrami (23 tahun), seorang mahasiswi Prodi Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh.
Namun, kehadirannya bukan untuk menemani sang putri, melainkan menggantikan sang buah hati. Rina memang tak akan pernah lagi menghadiri wisuda. Beberapa waktu sebelum acara penyerahan ijazah itu, Rina lebih dulu dipanggil ke haribaan Allah Subhanahu Wata’ala.
Kisah ini mengharubirukan dunia maya. Pantauan hidayatullah.com, Jumat (01/03/2019), suasana haru detik demi detik pemberian ijazah almarhumah kepada sang ayah itu terlihat dalam video yang diunggah akun Instagram resmi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu (27/02/2019) pekan ini.
Rina, gadis kelahiran Bayu, 16 Mei 1996 itu, merupakan putri pertama dari empat bersaudara, yang lahir dari pasangan Bukhari dan Nurbayani.
Rina menyelesaikan sidang skripsinya pada tanggal 24 Januari 2019 lalu pukul 12.00 WIB. Namun, 13 belas hari kemudian, pada tanggal 5 Februari, tepatnya sebelum subuh atau sekitar pukul 04.15 WIB, Rina sang sarjana muda berpulang ke Rahmatullah karena sakit.
Rina meninggal dunia setelah menderita penyakit tifus stadium akhir hingga berujung pada saraf.*