Hidayatullah.com– Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris, mengingatkan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Djoko Setiadi, untuk tidak lagi memancing kegaduhan dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial yang justru kontraproduktif.
“Walau sudah mencabut dan meminta maaf terkait ‘hoax membangun’, kami tetap mengingatkan agar (Djoko) tidak mengeluarkan pernyataan yang justru kontradiktif,” ujar Fahira Idris kepada hidayatullah.com Jakarta, Kamis (04/01/2018).
Baca: Sebut “Hoax Membangun”, Kepala BSSN Disoroti DPR dan Masyarakat
Fahira Idris menambahkan, produksi dan penyebaran hoax merupakan salah satu jenis kejahatan utama dunia siber.
Oleh karena itu, kehadiran BSSN harusnya mampu menyuntikkan semangat baru, bukan malah menyiutkan harapan dan melahirkan rasa pesimistis di tengah-tengah masyarakat.
“Tidak ada area abu-abu tentang hoax. Semuanya hitam dan merusak. Mau seperti apapun konten hoax-nya, termasuk yang melebih-lebihkan prestasi Presiden. Bahkan hoax seperti ini sangat berbahaya karena pasti menurunkan wibawa Pemerintah,” ungkapnya.
Fahira pun meminta kepada BSSN mulai fokus memformulasikan strategi memberantas hoax. “Cukup sekali ini saja, Badan ini memancing kegaduhan,” tegas Fahira Idris.
Sebelumnya, dalam jumpa pers usai dilantik sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Djoko Setiadi, mengatakan, lembaganya akan turut berperan untuk membasmi berita bohong (hoax) yang banyak bertebaran di media sosial.
Dalam pernyataannya usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/1/2018) itu, Djoko juga mempersilakan kalau ada ‘hoax membangun’.
“Tentu hoax ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa Indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja,” ungkapnya.
Sontak saja pernyataan Djoko itu menuai polemik dan sorotan dari berbagai pihak.
Kepala BSSN Djoko Setiadi diwarta media sudah menyatakan permintaan maaf karena pernyataannya itu menimbulkan kebingungan di masyarakat. Namun dia mengatakan memang ada hoax yang membangun. Djoko juga menyatakan jika itu keliru maka ia mencabut pernyataan “hoax membangun” itu.* Zulkarnain