Hidayatullah.com– Bangsa Indonesia saat ini menghadapi tiga masalah besar. Yaitu, korupsi, ketidakadilan, dan kemiskinan. Akan tetapi, rakyat harus bangkit dan berani melawan persoalan besar tersebut, bukan malah apatis menghadapi ketiganya.
“Sekarang banyak korupsi, memang. Tapi jangan membuat kita untuk tidak menjaga NKRI. Itu menjadi tugas kita bersama. Kita yang melawannya. Siapa lagi?” ujar mantan Ketua MK Prof Mahfud MD di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (17/03/2019).
Menurut anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini, begitulah cara merawat kemerdekaan bangsa Indonesia serta menjaga persatuan dan kesatuan antarwarga negara agar Merah Putih tetap berdiri tegak.
“Ada yang bilang buat apa Indonesia ini dipertahankan. Toh banyak korupsi. Banyak orang miskin. Loh iya betul. Tapi inilah tugas kita untuk melawannya. Menjadi bangsa yang berani melawan korupsi, ketidakadilan, dan kemiskinan,” sebutnya kutip INI-Network, Senin (18/03/2019).
Para pendiri bangsa terdahulu telah melawan penjajahan. Setelah kemerdekaan Indonesia, kesejahteraan terus diupayakan. Kemiskinan terus dikurangi agar hilang. “Coba bagaimana kalau tidak ada Indonesia merdeka, seluruh rakyat akan miskin. Kita akan tetap menjadi negara yang diperbudak negara lain,” menurutnya.
Mengenai masih adanya kemiskinan hingga tujuh dekade Indonesia merdeka, Mahfud tak menampiknya. Akan tetapi menurutnya kemiskinan tinggal 8-9 persen sejak kemerdekaan republik ini.
Soal Pilpres 2019 yang tinggal menghitung hari, tepatnya pada 17 April mendatang. Beda pilihan boleh saja. Namun, sesama anak bangsa jangan saling bermusuhan satu sama lain.
Tegas Mahfud, perpecahan untuk era saat ini bukan hal yang penting. Terlebih hanya karena urusan pemilihan umum, pemilihan presiden.
“Beda pilihan itu biasa. Tapi apa kita harus terpecah? Harus bermusuhan? Kita bangsa yang besar. Jangan sampai terpecah karena pemilu. Kita harus bersatu,” tegas menteri pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.*