Hidayatullah.com–Kementerian Agama (Kemenag) akan merealisasikan Kantor Misi Haji Indonesia secara permanen di Arab Saudi tahun ini. Selama ini, pengelolaan ibadah haji di Arab Saudi itu dilakukan ad hoc saja.
Demikian disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Cepi Supriatna, di sela-sela acara penutupan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1432H/1211M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (7/7).
“Karena haji sudah masuk dalam ranah pelayanan publik, kita harus menyiapkan diri dengan standar pelayanan minimal, karena jemaaah hanya akan mempertanyakan tentang hak, maka kita harus persiapkan diri terlebih dahulu,” kata Cepi.
Cepi memaparkan bahwa nantinya kantor Misi Haji Indonesia di Arab Saudi itu akan dikepalai seorang Ketua Misi Haji, tiga orang kepala seksi operasional daerah kerja Jeddah, Mekkah dan Madinah, serta seorang kepala tata usaha.
Ia pun menegaskan bahwa semua pihak harus memelihara penyelenggaraan haji Indonesia di Arab Saudi yang telah disertifikasi ISO 9001 2008, sehingga semua petugas PPIH diharapkan mampu menjalankan tugas dan fungsinya dalam melayani jemaah haji Indonesia.
“Insya Allah tahun ini mudah-mudah seluruh petugas kita sudah dilengkapi dengan standar manajemen mutu atau SOP, maka masing-masing unit terkecil pun sudah memiliki standard operating prosedure (SOP),” kata Cepi.
Mengingat musim haji sudah semakin dekat, Cepi berharap para calon jemaah haji Indonesia mempersiapkan diri sebaik-baiknya, terutama fisik dan manasik haji. “Persiapkanlah fisik jemaah, serta pemahaman manasik haji,” kata Cepi.
Di tempat sama, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan Taufik Cahyadi berharap bahwa angka kematian jemaah haji dapat diturunkan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 451 orang.
“Melayani tamu Allah harus lebih profesional. Angka kematian memang bukan indikator, tapi di dalam kesehatan relevan untuk menilai keberhasilan. Total wafat tahun lalu 451 orang atau 2,08 per 1000 jemaah. Semoga tahun ini, angka tersebut dapat diturunkan. Pembekalan terintegrasi pun telah dilakukan maksimal,” kata Taufik.*