Hidayatullah.com– Pasca kampanye akbar capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang diikuti jutaan orang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK), Jakarta, Ahad (07/04/2019), muncul tudingan jika gelaran politik ini adalah kampanye yang eksklusif dan tak lazim.
Akan tetapi, anggapan tersebut dinilai keliru, sebab dalam kampanye itu terlihat tidak ada yang melenceng dari kearifan lokal, nilai kebangsaan, dan tradisi keislaman di Indonesia.
Pimpinan AQL Islamic Center Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) mengatakan, ke depan, jika ada sesuatu yang identik dengan Islam, janganlah terlalu cepat distigma dengan sebuah identitas seakan-akan melarang.
“Bagaimana mungkin kita menjauhkan umat Islam dari tradisi keislaman padahal umat Islam mayoritas di Indonesia,” ungkapnya di Jakarta, Senin (08/04/2019) menepis tudingan tersebut.
Sebagaimana diketahui, pada kampanye akbar kemarin, pantauan hidayatullah.com, terlihat jelas, berbagai kelompok bersatu dan merajut toleransi. Meskipun diikuti mayoritas umat Islam, namun umat beragama lain turut hadir. Kehadiran mereka secara tak langsung menepis tudingan bahwa kampanye tersebut eksklusif.
Bahkan mereka menyatakan dukungannya terhadap sang paslon Prabowo-Sandi. Antara lain disampaikan oleh Pendeta Benyamin Danil Waroka mewakili agama Kristen Protestan yang diberikan kesempatan berbicara di atas panggung kampanye akbar.
“Mewakili umat Kristen pendukung Prabowo-Sandi, kami berterima kasih untuk kesempatan yang diberikan untuk menyampaikan dukungan dan harapan kami kepada Bapak Prabowo dan Sandiaga Uno,” ujarnya.
Baca: Habib Hanif Menjawab Tuduhan seputar Shaf Shalat Jamaah di GBK
Sang pendeta bahkan dipersilakan saat mengajak semua peserta kampanye berdoa untuk kemenangan Prabowo-Sandi. “Izinkan saya untuk berdoa menurut keyakinan saya,” ungkapnya sebelum memulai doanya sesuai kepercayaannya.
Perwakilan agama Kristen Katolik juga dipersilakan berbicara di atas panggung, diwakili oleh Haposan Batubara. Ia berterima kasih karena pada pagi jelang siang hari itu bisa berkumpul bersama anak bangsa lainnya.
Haposan percaya bahwa Prabowo-Sandi akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik jika kelak keduanya terpilih pada Pilpres 2019.
Baca: Kedepankan Isu Membangun Indonesia, Hindari yang Tak Produktif
Sementara perwakilan agama Buddha, Erwanto, yang juga berbicara di atas panggung, menilai, berkumpulnya jutaan orang pada kampanye akbar 02 tersebut adalah bentuk toleransi.
“Toleransi dan kebersamaan dan kesejukan yang bapak-ibu tampilkan dan buktikan hari ini, semakin meyakinkan kami umat agama Buddha, ini luar biasa,” ujarnya.
Kampanye akbar ini turut dihadiri tokoh dari etnis Tionghoa Lieus Sungkharisma, tokoh Papua Natalius Pigai Hadir, dan lain sebagainya yang notabene non-Muslim. Kehadiran para tokoh berbagai agama tersebut dinilai membuktikan kampanye akbar 02 tidak ekslusif, melainkan inklusif.
Foto yang beredar di media sosial itu disertai keterangan:
“Ini Salah Satu the best picture, Foto Terbaik Kampanye saat Kampanye Akbar 02 di Stadion GBK tgl 7 April 2019 kemarin.
Ayoo …Silahkan Lihat Ibu Nasrani Ini Sedang Berdoa Dengan Khusuknya di tengah lautan manusia yg datang duduk bersama-sama. Tidak masalah buat kami. Kami senang Ibu ini mau datang dan berkumpul bersama kami semua di tempat ini.
Tuduhan Radikal kepada kami Adalah Tuduhan Keji. Jangan Ajari Kami Tentang Toleransi. Karena Pancasila Sudah Khatam Bagi Kami. Dan jangan salah, yang mayoritas tetap bersaudara dan saling melindungi dengan saudara2 kami yang minoritas. Jangan adu domba kami dengan saudara2 kami ini…KIRIM KE SEMUA MEDSOS,BIAR GAK GAGAL FAHAM SOAL GBK KEMARIN.”*