Hidayatullah.com– Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa awal Zulhijjah 1440 H jatuh pada hari Jumat (02/08/2019). Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 1440 H jatuh pada Ahad (11/08/2019).
Sepekan lebih sebelum Hari Raya Idul Qurban itu, penjual hewan qurban sudah menjamur di berbagai titik di berbagai daerah se-Indonesia. Termasuk pantauan hidayatullah.com di Jakarta dan Depok, Jawa Barat.
Kamis kemarin, penetapan awal Zulhijjah tersebut disampaikan Dirjen Bimas Islam Prof Muhammadiyah Amin mewakili Menteri Agama usai Sidang Isbat penetapan awal Zulhijjah di Auditorium HM. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta.
Hadir mendampingi Dirjen Bimas Islam, Ketua MUI KH. Abdullah Jaidi dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis.
“Dari segi hisab dan rukyatul hilal, maka sebagaimana yang dipedomani berdasarkan Fatwa MUI Nomor 2 tahun 2004 tentang penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Bulan Zulqa’idah 1440 Hijriyah kita menjadi 29 hari. Dengan demikian tanggal 1 Zulhijjah jatuh pada hari Jumat, 2 Agustus 2019, dan tanggal 10 Zulhijjah 1440 H jatuh pada hari Ahad, 11 Agustus 2019,” kata Dirjen dirilis Bimas Islam.
“Mudah-mudahan keputusan ini membawa berkah bagi kita semua. Atas nama pemerintah, kami menyampaikan selamat menempuh bulan Zulhijjah dan Idul Adha 1440 Hijriah,” ujar Muhammadiyah Amin.
Baca: Anies Terapkan Penggunaan Besek Bambu-Daun Pisang untuk Daging Qurban
Sidang Isbat dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI), para duta besar negara sahabat, Komisi VIII DPR, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Selain itu, Kemenag juga mengundang pihak terkait lainnya, di antaranya adalah Badan Informasi Geospasial (BIG), Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium dan para pakar ilmu falak dari ormas-ormas Islam.
Sementara itu, penjual hewan qurban rata-rata memanfaatkan lahan kosong untuk membuat kandang bagi kambing dan sapi qurban yang dijualnya.
Di kawasan GDC Depok, misalnya, sebuah petak lahan kosong dijadikan kandang hewan qurban. Tampak ratusan kambing dan sapi dijual dengan harga beragam. Seekor kambing dibandrol dengan harga sekitar Rp 2 jutaan, sedangkan seekor kambing dengan harga berkisar Rp 37 juta, Rp 43 juta, dan sebagainya.
“Harga bisa dinego,” keterangan dari penjual hewan qurban itu (28/07/2019).
Warga masyarakat terutama anak-anak memanfaatkan keberadaan kandang musiman itu laksana lokasi wisata. Anak-anak begitu gembira saat berhasil memberi makan kambing atau sapi dengan rumput yang telah disediakan di situ.
Di Jakarta Selatan pun, sejumlah lahan kosong dimanfaatkan pula oleh penjual hewan qurban untuk menjajakan dagangannya.
Baca: Pasar Jaya Sediakan 20 Ribu Besek Bambu Pengganti Kantong Plastik
Besek Bambu
Terkait Idul Adha, ramai diserukan agar warga masyarakat menggunakan besek bambu sebagai pengganti kantong plastik untuk menyimpang daging qurban. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan penggunaan bahan plastik yang dinilai sudah semakin mengkhawatirkan.
Sejumlah kepala daerah telah menyampaikan imbauan tersebut. Misalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan menerapkan penggunaan besek bambu dan beralaskan daun pisang sebagai wadah daging qurban, menggantikan kantong plastik yang kerap digunakan pada Hari Raya Idul Adha.
“Tahun ini kita menggalakkan agar warga menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Hindari penggunaan plastik sekali pakai, apalagi plastik yang berwarna hitam. Tapi gunakan semua yang bisa didaur ulang,” ujar Anies di Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Selasa (30/07/2019).
Ia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan PD Pasar Jaya dan Yayasan Baitul Maal PLN akan menerapkan penggunaan besek bambu dan beralaskan daun pisang pada Hari Raya Idul Adha 1440H/2019M.
“Jadi kita ingin juga qurban ini kita akan ingat. Ini akan nanti diberikan kepada mereka yang berhak. Dan kita berharap bukan saja dagingnya dirasakan, tapi prosesnya pun memberikan manfaat kepada masyarakat yang lebih luas.
Prinsipnya, setelah Idul Qurban besok selesai, maka lingkungan yang semula digunakan akan kembali seperti sediakala seakan-akan tidak pernah menjadi tempat yang kotor. Semuanya kembali bersih seperti semula. Mari kita tunjukkan bahwa di Jakarta bisa,” pesannya.*