Hidayatullah.com– Prof Din Syamsuddin mendorong pemerintah dan para tokoh agama terutama di Papua untuk bersinergi, bahu membahu menghentikan krisis yang terjadi di Papua. Upaya itu perlu dilakukan berbagai pihak secara serius.
Dalam upaya itu, Din mendorong dilakukan dialog persuasif dan secara lebih jauh, hadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi segenap rakyat Indonesia, termasuk masyarakat Papua.
“Khusus terhadap masalah Papua, Pemerintah perlu bersungguh-sungguh mengatasinya dengan mengintensifkan dialog persuasif dan menciptakan kesejahteraan serta keadilan sosial,” ujar Din selaku Ketua Dewan Pertimbangan MUI dalam pernyataannya diterima hidayatullah.com, Senin (30/09/2019).
Baca: 3.213 Warga Mengungsi dari Wamena, Situasi Disebut Mulai Kondusif
Din mengatakan, tindak kekerasan apalagi pembunuhan oleh siapapun dan atas nama apapun harus dihentikan. Sesuai amanat Konstitusi, negara harus hadir melindungi rakyat dan segenap tumpah darah Indonesia.
“Kepada para tokoh agama-agama, khususnya di Papua, agar dapat bersama-sama menghentikan tindakan kekerasan apalagi pembunuhan terhadap sesama, dan mencegahnya berkembang dengan sentimen keagamaan,” imbau Din yang juga merupakan Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) ini.
Baca: 1.300 Warga Sulsel Mengungsi, Situasi Wamena disebut Mulai Kondusif
Secara lebih khusus, Din menyoroti berbagai aksi kekerasan, kerusuhan, dan pembunuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
“Peristiwa Wamena yang menimbulkan puluhan orang kehilangan jiwa seyogianya dapat dicegah. Tapi kelambanan dan kealpaan negara dalam mengatasi dan mengantisipasi keadaan telah menyulut “perang saudara” di antara sesama anak bangsa, hal mana mendorong disintegrasi sosial dan potensial meruntuhkan Negara Bhineka Tunggal Ika,” ungkapnya.
Sebelumnya, berdasarkan data yang dilansir Kepolisian Daerah (Polda) Papua di Jayapura, sebanyak 3.213 warga telah diungsikan dari Wamena ke Jayapura.
Baca: Fadli: Negara Absen, Belum Ada Ungkapan Duka Jokowi Soal Papua
Ribuan warga ini memilih keluar dari Wamena karena masih takut dan trauma pada kerusuhan di Wamena, Senin (23/09/2019). Situasi di Wamena disebut-sebut mulai kondusif, namun sebagian warga tetap memilih mengungsi ke Jayapura. Terutama bagi para pendatang, banyak yang minta dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
“Ada 3.213 warga divakuasi dari Wamena ke Kota Jayapura. Proses evakuasi menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk pesawat Hercules ke beberapa Kota di Papua, termasuk Jayapura,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal lewat keterangan tertulisnya pada Senin (30/09/2019).*