Hidayatullah.com–Tak lama menunggu waktu dan larut dengan pandemi virus corona, beberapa pesantren berbenah siap untuk menerima kehadiran para santri.
Beberapa pondok pesantren telah memulai pembelajaran. Pondok Pesantren Al Ikhlas, Singosari, Kabupaten Malang Jawa Timur misalnya, telah mempersiapkan kehadiran kembali para santri pada 27 Juni 2020 yang akan datang.
“Seluruh prasarana dan sarana menyambut kehadiran para santri disesuaikan dengan protokol kesehatan, “ kata Mudir Ma’had Al Ikhlas, H. Muhammad Ali Zubair.
Karena masih masa pandemi, pondok pesantren telah menyiapkan fasilitas kesehatan, asrama karantina minimal sepekan untuk semua santri sebelum melakukan aktifitas keseharian pondok. Menurut Zubair, Pesantren Al Ikhlas telah menyiapkan 3 skenario skrining kedatangan para santri.
Pertama, santri datang langsung masuk ruang skrining kesehatan yang dikawal para dokter dan tenaga medis kerjasama dengan Puskesmas dan Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
Pihak pesantren akan memeriksa kesehatan para santri, termasuk telah mendaftarkan 140 santri untuk menjalani rapid test. Para santri juga mendapat fasilitas karantina sepekan dengan pemberian vitamin dari pondok, herbal, serta dilengkapi dengan disinfektan dan hand sanitizer.
Kedua, dilakukan skrining psikis. Yaitu pelayanan yang diberikan pondok kepada para santri untuk dijalaninya edukasi psikologis. Motivasi santri dikembalikan kesesuaian mental, bakat, dan kesiapan belajar dari belajar online ke pembelajaran semua ala khas pembelajaran kepesantrenan.
Ketiga, skrining akademik. Yaitu selama pulang di rumah pembelajaran melalui online dinilai telah menghancurkan pola pendidikan khas pesantren. Seperti adab dan taklim muta’alaim tidak berjalan normal sesuai dengan pendidikan pesantren.
“Skrining ini untuk mengembalikan lagi ruh belajar dan pembelajaran pendidikan khas pesantren. Jadi, penguatan pendidikan dan proses belajar kepesantrenan harus ditegakkan lagi, “ tegas Ustad Zubair.
Hal yang sama dilakukan oleh pesantren Ma’had Al Ittihad al Islamiyah (MII), Camplong, Sampang Madura. Sebagaimana disampaikan oleh mudir MII, Ust. H. Dr Ahmad Junaidi, Lc kepada koresponden hidayatullah.com.
Protokol Kesehatan
Persiapan akhir menjelang kehadiran para santri telah dilakukan dengan berbenah secara fisik dan protokol kesehatan yang langsung dipantau pihak terkait. Diantaranya pihak pondok pesantren, Puskemas, dan Dinas Kesehatan. Sarana kebersihan dan alat kesehatan penunjang untuk para santri telah diupayakan maksimal. Termasuk menyiapkan tenaga medis dari alumni maupun kerjasama dengan pemerintah terkait.
Hal yang masih menjadi kendala pihak pondok pesantren saat ini adalah keberadaan para santri yang berada di luar pulau.
“Mereka belum tentu bisa kembali. Karena untuk bisa kembali tata administrasi harus dipenuhi secara protokol dan membutuhkan biaya yang cukup mahal,” jelasnya.
Padahal santri MII ada yang berada di barat seperti Aceh hingga ujung timur wilayah Indonesia. Sehingg mereka mengalami kesulutian administrasi dan pembiayaan, bisa membuat mereka tak bisa kembali lagi ke pondok.
“Untuk sementara, pihak pondok pesantren akan berusaha memfasilitasi penuh pembelajaran secara online. Tapi jika dirasa tidak optimal, akan ada prosedur lain yang harus dikomunikasikan antara pondok dengan wali santri, “ jelas Ustad Junaidi.
Demikian juga dengan Ustad H. Ainur Rofiq, Mudir Ma’had Elkisi, Mojosari, Kab. Mojokerto ketika menjawab koresponden hidayatullah.com. Menurutnya, secara fisik asrama dan kesipakan fisik penunjang kesehatan santri dan para guru telah siap.
“Santri dan para asatid yang kembali ke ma’had harus siap sehat secara jasmani dan dibuktikan dengan surat kesehatan dari dokter. Dan siap menjalani karantina sehat di rumah sepekan sebelum kembali ke pondok dan dilanjutkan di pondok sebelum proses belajar dimulai,” kata Ainur.
Adanya pandemi ini, menurut Ainur, membuat pola kehadiran dan pembelajaran di pondok pesantren sedikit ada perubahan. Tapi menurutnya ruh pesantren harus tetap terjaga.*/ Akbar Muzakki