Hidayatullah.com– Tim Percepatan Pembangunan Gubernur DKI Jakarta merasa terbantu dengan Program Pemberdayaan Lingkungan Kampung Tersenyum melalui Gerakan Sedekah Minyak Jelantah yang digagas Rumah Sosial Komunitas Tahajud Berantai (Kutub) di Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Januari 2020.
Dengan kesuksesan program itu, Rumah Sosial Kutub kembali diundang untuk memaparkan ide “Kampung Tersenyum” di hadapan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta dan Jajaran Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan.
Menurut anggota TGUPP DKI Jakarta, program ini harus diperluas menjangkau seluruh wilayah DKI Jakarta. Pasalnya di Jakarta potensi dampak limbah yang tertangani dari minyak jelantah sangat besar.
“Limbah minyak jelantah bisa mencapai 13 Juta liter per tahun,” kata Temi salah satu anggota TGUPP yang hadir di Kantor Kelurahan Pondok Labu, Jaksel, Selasa (16/06/2020) seperti rilis yang diterima hidayatullah.com dari Rumah Sosial Kutub, Rabu (17/06/2020).
Selain itu, TGUPP juga mengatakan bahwa program ini menarik karena bisa memberdayakan dana sedekah untuk dhuafa dan yang mereka yang membutuhkan.
“Hasil dari penjualan minyak jelantah tersebut potensinya bisa mencapai milyaran rupiah per tahun dan bisa diberdayakan serta dikembalikan lagi untuk kegiatan sosial,” ujar Temi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Rumah Sosial Kutub, Suhito mengatakan, limbah minyak jelantah yang dikemas dalam Program Kampung Tersenyum ini sangat bermanfaat. Dan, hasil dari penjualanya digunakan untuk membantu anak yatim, dhuafa dan program pemberdayaan masyarakat. Serta membantu mereka yang membutuhkan, terlebih di masa pandemi seperti saat ini.
“Hasil penjualan minyak jelantah ini manfaatnya bahkan sampai ke pelosok timur Indonesia. Kita pakai untuk program-program kemanusiaan,” ujar Suhito.
Suhito juga mengatakan, dengan program ini selain mengajak hidup sehat juga berdampak untuk lingkungan. “Ayo jaga lingkungan, hidup berkah melalui gerakan minyak jelantah menjadi sedekah,” pungkas Suhito.
Seperti diketahui, mekanisme program ini adalah, Rumah Sosial Kutub membeli minyak jelantah dari warga lalu dijual ke mitra. Selanjutnya mitra tersebut menjual ke Eropa sebagai bahan biodisel generasi ke-3.*