Hidayatullah.com– Warga Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) merasa terganggu dengan perburuan terduga kasus terorisme oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 di wilayah mereka. Setidaknya hal itu dikatakan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Urwatul Wutsqaa, Sidrap, KH Imran Muin Yusuf, Lc.
Menurut KH Imran Muin, masyarakat menjadi takut bukan pada dugaan teroris itu, tetapi takut pada pasukan Densus 88. Ketakutan ini, baginya, juga disebabkan oleh pemberitaan media beberapa hari terakhir mengenai kehadiran Densus 88 di Sidrap.
Pemberitaan tersebut, oleh Imran dinilai justru meneror dan membuat takut sebagian warga Sidrap.
“Istilah teroris menurut saya sangat politis. Istilah teroris tidak murni isu agama, tetapi ada kepentingan politik di dalamnya,” jelas Imran seperti dikutip dari Tribun Timur, Jumat (28/12/12).
Karena itu, Imran berpesan kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah percaya dengan isu teroris yang kini berkembang.
Beberapa hari lalu, Ponpes Al-Urwatul Wutsqaa yang terletak di Kelurahan Benteng, Kecamatan Baranti, Sidrap diberitakan diduga sebagai tempat teroris yang dicari-cari Densus 88.
“Pemberitaan ini merugikan kami. Pemberitaan ini seolah menstigmatisasi kami. Ini cara-cara orde baru. Cara-cara seperti ini harusnya ditinggalkan di era reformasi seperti sekarang ini,” lanjut Imran.
Sejak didirikan oleh KH Abdul Muin Yusuf pada 1 Januari 1974 silam, Ponpes Al-Urwatul Wutsqaa senantiasa mengembangkan ajaran Islam yang bervisi pada kerahmatan lil ‘aalamiin. KH Abd Muin Yusuf yang populer dengan sebutan Wali Sidenreng adalah mantan Ketua MUI Sulsel dua periode (1986–1996).
“Pesantren Al-Urwatul Wutsqaa mendidik umat dengan pengetahuan agama dan umum. Fungsi kami mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat UUD 1945,” lanjutnya.
Masih di media yang sama, KH Imran mengimbau pemerintah dan kepolisian untuk memberi ketenangan dan rasa aman pada masyarakat. Pemerintah dan kepolisian, katanya, harus menghentikan pengembangan isu tentang teroris.
“Isu itu mengganggu rasa aman warga. Ini penting agar masyarakat dapat tetap beraktifitas seperti sediakala,” tegasnya.*