Hidayatullah.com- Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengingatkan pemerintah agar mengatasi persoalan akses internet bagi masyarakat Indonesia.
Data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) menyebutkan penggunaan internet pada masa pandemi Covid-19 ini meningkat hingga 443%.
Sayangnya, masih ada 12.548 desa yang belum bisa mengakses internet dengan baik.
“Saya mendorong kepada pemerintah agar internet terjangkau dari segi harga dan cakupan wilayahnya,” ujar Sukamta kepada hidayatullah.com, Senin (22/06/2020) lewat keterangan tertulisnya.
Pada sisi lain, Sukamta mengatakan, perlu perhatian pemerintah terkait pulsa internet yang dirasakan masih mahal ini.
Ia menyinggung berapa kuota yang habis untuk tayangan iklan? Begitu pula berapa banyak dana iklan yang disedot Facebook dan platform media sosial lainnya dari Indonesia sementara mereka tidak membayar pajak?
“Ada dua tipe iklan di Facebook, kelas tertinggi ada 70 ribu pengiklan dari seluruh dunia yang membayar 5.000 US dollar per hari, itu sama dengan Rp 5.250 T.
Belum lagi iklan di bawahnya dari seluruh dunia. Kalau pengguna yang dari Indonesia saja misalkan ada 5%-nya, maka itu senilai Rp 215 T,” bebernya.
Sayangnya, tambah Sukamta, dengan simulasi penghasilan sebesar itu mereka tidak membayar pajak.
“Sehingga secara nasional sebetulnya bangsa kita dirugikan, dan ini sangat kita rasakan ketika bangsa ini sedang butuh anggaran seperti dalam masa pandemi ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, pada masa pandemi seperti saat ini, akses internet jadi andalan semua kegiatan. Anggaran rumah tangga untuk internet sekarang bisa jadi sudah melebihi anggaran untuk makan dan transportasi.
“Para pekerja pun sebagian masih melakukan working from home (WFH) meski juga sudah mulai bertahap untuk working from office (WFO).
Anak-anak sekolah juga masih belum boleh masuk sekolah secara fisik, sehingga harus belajar via online (SFH),” sebutnya.
Ia menjelaskan, internet terjangkau dari segi harga maksudnya ada keberpihakan negara khususnya bagi masyarakat kecil, pengemudi ojek online, UMKM. Negara sebisa mungkin menggratiskan internet. Atau jika tidak bisa, setidaknya mengurangi biaya internet. Berilah subsidi internet utamanya kepada anak-anak sekolah, UMKM dan pengemudi ojek online.
Sukamta menilai negara perlu berpihak khususnya kepada mereka agar meringankan pengeluaran internet ketika pendapatan sedang turun dan negara tidak bisa memberikan BLT kepada mereka.
Sukamta pun meminta pemerintah menjamin internet terjangkau dari segi cakupan wilayah sinyalnya agar semua daerah bisa mengakses internet. Sampai saat ini banyak daerah yang belum terjangkau internet.
Ia mengungkapkan, ada murid SMP yang harus jalan kaki 2,5 km supaya bisa dapat sinyal internet.
Juga tidak boleh dilupakan internet untuk pesantren daerah terpencil. Semoga program seperti Palapa Ring bisa menjadi jawaban atas masalah ini, katanya.
“Saat ini saya kira internet provider sudah lebih dari BEP (break even point) sehingga seharusnya kita bisa sharing beban. Mereka mengurangi keuntungannya dan pemerintah memberikan subsidi untuk internet ini,” ujar politisi asal Daerah Istimewa Yogyakarta ini.*