Hidayatullah.com– MUI menyampaikan pesan kebangsaan sebagai refleksi peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-75. Ulang tahun diperingati di tengah situasi pandemi Covid – 19.
MUI antara lain mendorong kepada Pemerintah untuk terus melakukan ikhtiar mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan bernegara. Yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, MUI mengajak semua pihak khususnya tokoh agama, elit politik dan tokoh masyarakat untuk menjadi teladan dan pelopor dalam mencari solusi dalam situasi krisis. MUI juga megajak manfaatkan krisis untuk mencari popularitas politik.
“Hendaknya tokoh agama, tokoh politik dan tokoh masyarakat menjadi negarawan yang dapat merekatkan perbedaan dan merajut persaudaraan. Menjadi teladan dalam menerapkan etika politik kesantunan, akhlakul karimah dan berkeadaban dengan tidak mengumbar rasa kebencian dan permusuhan yang dapat memecah belah bangsa Indonesia,” ujar Wakil Ketua MUI Pusat, Zainut Tauhid kepada hidayatullah.com di Jakarta dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (16/08/2020).
MUI mengajak semua pihak untuk kembali kepada semangat perjanjian luhur bangsa Indonesia yang telah meletakkan dasar-dasar berdirinya NKRI yaitu Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini dinilai penting agar bangsa Indonesia katanya selamat dan terhindar dari bahaya perpecahan dan tetap berdiri tegak hingga akhir zaman.
MUI mengajak seluruh komponen bangsa untuk mengungkapkan rasa syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga bangsa Indonesia di tengah musim pandemi Covid-19 ini, masih diberi kekuatan dan perlindungan dalam menghadapi berbagai musibah, ujian, dan cobaan. “MUI mengajak kepada rakyat Indonesia untuk berdoa semoga Allah Subhanahu Wata’ala segera mengangkat wabah virus corona dari bumi Indonesia dan seluruh dunia.”
MUI juga mengajak semua komponen bangsa untuk meneguhkan kembali komitmen kebangsaan dan mengokohkan konsensus nasional. Bahwa NKRI yang berdasarkan Pancasila, kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi, adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemerdekaan Indonesia dicapai atas ikhtiar bersama seluruh rakyat Indonesia yang ingin hidup bebas merdeka dari segala bentuk penindasan dan penjajahan. Sehingga kemerdekaan harus dapat dinikmati dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
“Kemerdekaan Indonesia harus dapat menyatukan keanekaragaman budaya, bahasa, etnis, suku, ras, golongan, dan agama, karena kebinekaan merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus terus dipelihara dan dijaga dengan semangat persaudaraan kebangsaan yang hakiki,” ujarnya.
MUI menilai saat ini mulai terjadi gejala memudarnya semangat nasionalisme, patriotisme, dan persaudaraan di kalangan warga bangsa. Hal tersebut ditandai dengan menguatnya sikap individualistik dan perilaku eksklusif kelompok yang mengusung tema primordialisme. Juga sikap permisif masyarakat terhadap paham radikal yang menentang Pancasila dan simbol-sombol negara dengan dalih agama. Di sisi lain merasuknya paham liberalisme dan sekularisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dalih kebebasan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Semuanya itu merupakan ancaman bagi kelangsungan NKRI dan Pancasila.
MUI juga menengarai saat ini mulai terjadi gejala mengikisnya nilai-nilai budaya bangsa. Hal tersebut ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial masyarakat, longgarnya nilai etika, hukum dan agama, sehingga banyak melahirkan penyimpangan perilaku sosial di masyarakat.
MUI juga menyoroti perilaku koruptif, kolutif, penyalahgunaan wewenang, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan perilaku menyimpang lainnya. Baik yang dilakukan secara individu, institusi maupun yang terorganisasi. Semuanya itu, imbuh Zainut, tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia.*