Hidayatullah.com– Salah seorang Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Prof Din Syamsuddin mengaku sudah siap jika dirinya ditangkap bahkan ditahan sekalipun. Sikap Prof Din itu mengingat sejumlah tokoh dan pimpinan KAMI telah ditangkap aparat kepolisian menyusul gelombang protes dan aksi penolakan terhadap Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Din yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 tidak gentar jika dirinya ditangkap pula. Bahkan ia telah menyiapkan pakaian dan perlengkapan lainnya kalau memang turut ditahan.
“Alhamdulillah saya sudah selesai dengan dunia. Karena perjuangan ini diniatkan lillah. Maka saya bertawakkal ‘alallah. Saya sudah siapkan koper berisi pakaian, al-Qur’an dan beberapa buku, jika suatu waktu saya ditangkap bahkan ditahan,” kata Din, Jumat (16/10/2020) dikutip PWMU.CO.
Sebagaimana diketahui, setidaknya sudah 9 orang aktivis KAMI telah ditangkap kepolisian. Timbul pertanyaan, apakah penangkapan terhadap tokoh-tokoh KAMI terus berlanjut, termasuk terhadap Prof Din?
Baca: Din Syamsuddin Buat Surat Terbuka Minta Presiden Redam Kegaduhan Nasional
Menko Polhukam Mahfud MD sebelumnya menyebut, penangkapan terhadap apa yang disebut sebagai pihak yang menunggangi aksi penolakan UU Ciptaker yang berujung ricuh itu akan terus dilakukan. Mahfud menyebut, “Kita sudah punya siapa bertemu siapa, ngomong apa, di mana, itu ada. Dan sekarang mulai ditangkap-tangkap, dan masih akan berlanjut,” dikutip media online.
Sejumlah tokoh KAMI yang ditangkap polisi “dipamerkan” pada jumpa pers yang digelar Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono dan Dirtipid Siber Brigjen Slamet Uliandi di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (15/10/2020). Sembilan tersangka ditangkap di Medan dan di Jakarta, mereka terdiri dari lima pria dan empat perempuan. Mereka memakai baju tahanan berwarna oranye dengan tangannya diborgol.
Menurut kepolisian, aktivis KAMI ditangkap karena dianggap melanggar UU ITE. Mereka diduga polisi melakukan aktivitas di media sosial yang diduga menjadi salah satu penyebab unjuk rasa menolak UU Ciptaker, 8 Oktober 2020, yang berujung kerusuhan. Sedangkan Prof Din, saat ditanya mengenai kondisinya, Kamis (15/10/2020), menjawab singkat, “Insya Allah (aman),” kepada PWMU.CO.
Prof Din belakangan memang gencar menyuarakan aspirasinya mengkritik berbagai kebijakan pemerintah. Kepada wartawan hidayatullah.com dalam wawancara khusus beberapa waktu lalu, Din mempertanyakan sikap aparat pemerintah terhadap pihak-pihak yang kerap mengkritik pemerintah maupun pejabat.
“Masak mengkritik pejabat negara dianggap mencemarkan nama baik. Pejabat itu subjek untuk dikoreksi dan diawasi. Kalau nggak mau, yaa jangan menjadi pejabat publik,” tegasnya. Baca: Din Syamsuddin: Kita Melawan Kemungkaran Terorganisir.*