Hidayatullah.com– Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengunjungi kediaman Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab (HRS) di Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa (15/12/2020). Dalam kunjungannya itu, Kak Seto, sapaannya, meninjau perkembangan dan kondisi para cucu HRS.
Kak Seto yang hadir mengenakan batik coklat muda dan bermasker itu tampak disambut dengan baik dan akrab berbincang dengan pihak keluarga HRS yang diwakili Habib Habib Hanif Alathos.
Pada kesempatan itu, Kak Seto mendengar cerita langsung dari Habib Hanif mengenai kejadian teror yang dirasakan dan dialami pihak rombongan HRS saat dalam perjalanan dari Bogor menuju Karawang pada Ahad (06/12/2020) malam hingga Senin (07/12/2020) dinihari di jalan tol. Dalam perjalanan yang berujung teror dan kematian 6 anggota FPI itu, HRS membawa serta keluarga dekatnya termasuk sejumlah cucu yang masih bayi dan balita.
“Kami dari LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) –yang dulu pernah bernama Komnas Perlindungan Anak tapi sekarang kembali ke nama lama, LPAI. Dan kami memang sempat terkejut mendengar berita ini,” ujar Kak Seto sebagaimana tayangan Front TV pantauan hidayatullah.com pada Selasa malam.
“Dimana dalam suasana penuh keriuhan itu di jalan tol kilometer 50 itu ternyata ada anak-anak dan bayi. Kalau tidak salah sada 12 anak dan bayi,” lanjut Kak Seto.
Baca: Habib Rizieq Dukung Dibentuknya Tim Pencari Fakta Independen Penembakan Anggota FPI
LPAI merasa sangat terpanggil untuk melihat kondisi anak-anak keluarga HRS yang turut dalam mobil dan mengalami situasi penuh teror pada perjalanan tersebut, sebagaimana dituturkan HRS beberapa waktu lalu.
“Kami merasa sangat terpanggil untuk melihat kondisi daripada anak-anak bagaimana keadaannya,” ujar Kak Seto didampingi Habib Hanif Alathos sebagai perwakilan keluarga.
Sebelumnya, Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab (HRS) mendukung dibentuknya Tim Pencari Fakta (TPF) independen untuk mengusut dan mengungkap tuntas kasus penembakan 6 anggota FPI.
Di samping itu, HRS mengajak DPP FPI bersama seluruh ormas-ormas Islam untuk menyampaikan pernyataan sikap bersama terkait kasus penembakan 6 anggota FPI tersebut.
“Di mana kita kompak semua satu kata bahwa harus dibentuk tim pencari fakta independen yang melibatkan semua elemen, yang melibatkan komnas HAM, Amnesty Internasional, bahkan kami minta juga Komnas HAM anak untuk ikut berbuat. Karena di dalam kejadian (saat penguntitan di jalan tol) itu ada 3 bayi dan masih ada lagi 4 balita dan 1 lagi balita dan salah seorang anak kami. Jadi tidak kurang dari 12 wanita, 3 bayi, dan 6 balita yang masih berada di bawah 5 tahun,” ujar HRS dalam sambutannya pada rangkaian kegiatan penshalatan dan pemakaman 5 jenazah korban penembakan tersebut, di Pondok Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (09/12/2020).*