Hidayatullah.com– Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mendesak pemerintah dan penegak hukum khususnya Kementerian Agama dan Polri untuk mengusut kasus teror berupa pembakaran terhadap pondok pesantren Muhammadiyah di Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
HNW, sapaannya, juga mendesak agar kepolisian menangkap pelaku teror tersebut. Sebelumnya, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Amirsyah Tambunan, menyesalkan terjadinya teror pembakaran Pondok Pesantren Al Furqon Muhammadiyah di Lamongan.
MUI meminta agar kepolisian sebagai pengayom dan pelindung serta penegak hukum, mengusut tuntas aktor intelektual yang melakukan teror itu sebab cukup meresahkan masyarakat.
Senada MUI, HNW pun meminta pemerintah dan kepolisian untuk melakukan tindakan agar kasus serupa tidak terjadi lagi.
“Sekjend MUI Sesalkan 2 Kali Teror Pembakaran Ponpes AlFurqan di Lamongan, Jatim. Kemenag dan Kepolisian Usut Penting Maksimalkan Peran Untuk Ayomi Pesantren.Usut Tuntas&Tangkap Pelakunya. Agar Tak Terulang Teror Kpd Pesantren,Masjid/simbol Agama yg lain,” ujar HNW lewat akun Twitternya, Ahad (10/01/2021) pantaun hidayatullah.com.
Warganet pun mendukung pemerintah untuk merespons desakan pimpinan MPR RI tersebut.
Sebelumnya, dikabarkan Ma’had Al Furqon Laren milik Pimpinan Muhammadiyah Ranting (PRM) Laren, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan terbakar. Peristiwa itu terjadi dua kali pada dua Jumat berturut-turut di awal tahun 2021 ini.
“Musibah itu terjadi saat sedang berlangsung shalat Jumat secara beruntun. Yakni pada tanggal 1 Januari dan tanggal 8 Januari. Kejadiannya pada saat shalat Jumat,” ujar Pengasuh Ma’had Al Furon Kiai M As’ad AB, katanya terjadinya kebakaran pondok pesantren ini dalam kondisi sepi karena para santri sedang liburan, dikutip PWMU, Sabtu (09/01/2021).
Saat kasus pertama, Jumat (01/01/2021), yang terbakar yaitu gedung santri putra. “Tiga lokal dan satu rak sepatu sandal santri putra habis. Bau minyak tanah menyengat di ruangan,” sebutnya. Beruntung, warga sekitar pesantren segera melakukan pertolongan. Petugas Polsek Larena dan Polres Lamongan kemudian datang setelah Polsek Laren mendapat laporan. Aparat lalu memasang garis polisi di TKP.
Selanjutnya, pada hari Selasa (05/01/2021), jelas Kiai As’ad, bekas kebakaran itu diperbaiki serta dilakukan pembersihan dan pengecatan.
Tak lama kemudian, pada hari Jumat (08/01/2021), peristiwa serupa terjadi lagi di pondok putri. “Kebakaran terjadi setelah shalat Jumat. Bau minyak tanah menyengat di ruangan,” ujar Kiai As’ad yang juga Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren.
Kemudian, usai mendapat laporan dari warga, Polsek dan Koramil Laren tiba di TKP. Warga sekitar pondok pun secara sukarela bergotong-royong membantu memadamkan api. Tak lama kemudian mobil PMK Paciran yang tengah melintas di Laren juga tiba di TKP.
Kerugian akibat kebakaran ini meliputi tujuh lokal, empat rak sepatu sandal santri putri habis, dan satu ruangan pengasuh hangus.
Kebakaran yang melanda pondok pesantren tersebut secara beruntun menimbukan tanda tanya. Sebab, disebut ada bau minyak tanah yang menyengat. Kejadiannya pun selalu hari Jumat kala suasana pondok sedang sepi.
Salah seorang kader Tapak Suci Laren, Asrufin, berharap agar kasus teror tersebut diusut tuntas polisi. Sejauh ini belum juga ada keterangan dari kepolisian soal penyebab kebakaran itu.
Diketahui, Ma’had Al Furqon berdiri pada tahun 2016. Kini punya sebanyak santri 64 santri yang berasal dari berbagai daerah yaitu Kalimantan Timur, Gresik, Tuban, Surabaya, dan sekitar Lamongan.
“Ponpes merupakan simbol peradaban untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Tapi kita patut bersedih justru ada pihak yang melakukan teror untuk merendahkan martabat kemanusiaan dan menghilangkan akal sehat,” tegas Sekjen MUI Pusat menyikapi teror tersebut.*