Hidayatullah.com — Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) sampaikan kritik keras kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode tahun 2019-2024 yang tidak maksimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan masa Sidang I, II, III dan IV DPR telah berakhir dengan kinerja yang tidak maksimal baik itu di bidang legislasi, anggaran dan pengawasan. Menurutnya, harapan untuk menggenjot peningkatan kinerja DPR ada pada penutup Tahun Sidang 2020-2021. Namun ternyata harapan itu hanya menjadi pepesan kosong.
“Saya kira itu memperjelas posisi DPR yang tidak ada di mana-mana itu, tentu ini sangat membingungkan dengan kekuasaan DPR yang sangat besar, mestinya inilah waktu bagi mereka untuk menunjukan kekuasaan itu,” ujar Lucius dalam webinar bertajuk ‘DPR Kemana?’, di Jakarta, Kamis (12/08/2021).
“Tapi yang justru terlihat DPR sekarang ini kebingungan, mereka punya kekuasaan besar tapi tidak tahu mau meng-apa-kan kekuasaan itu. Akhirnya karena tidak bisa memanfaatkan kekuasaan itu, yang dilakukan ketua DPR misalnya malah memasang spanduk di mana-mana. Saya kira memasang spanduk di mana-mana itu, karena memang dia belum melakukan apapun hingga dia dikenal oleh publik,” imbuhnya.
Secara jelas Lucius menyindir pimpinan DPR yang sibuk memasang baliho ketimbang fokus bekerja di tengah musibah pandemi. Hal itu dilakukan oleh Ketua DPR, dan juga wakilnya yakni Muhaimin Iskandar untuk menebar baliho ke seluruh Nusantara. Dengan memasang baliho itu, kata dia, hanya akan menampilkan kegagalan wajah DPR di tengah pandemi
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Saya kira ini ekspresi yang nyata soal DPR yang gagal memanfaatkan kekuasaannya untuk berbuat banyak kepada rakyat di tengah pandemi. Mereka membuat cara-cara konvensional dengan memunculkan banyak spanduk yang sekadar untuk dikenal oleh publik,” tuturnya.
“Padahal harusnya mengenalkan diri ke rakyat itu dengan adanya fasilitas di DPR dengan melaksanakan fungsi, tapi ketika pelaksanaan fungsi ini melempem, mereka memang harus mencari media lain agar dikenal oleh publik,” sambungnya.*