Hidayatullah.com– Baru-baru ini Forum Lingkar Pena (FLP) memilih Ketua Umum barunya, yaitu Gegge Mappangewa, dalam Musyawarah Nasional ke-5 FLP di Jawa Timur.
Selain itu, Munas FLP juga menetapkan Habiburrahman El Shirazy sebagai Ketua Dewan Pertimbangan FLP Periode 2021-2025 dan Rahmadiyanti Rusdi sebagai Ketua Komisi Pelaksana Munas VI Tahun 2025.
Dalam kepemimpinannya itu, Gegge bertekad untuk meningkatkan literasi di Indonesia yang dinilai masih rendah. Gegge berpendapat bahwa sebetulnya rendahnya literasi di Indonesia, karena membaca belum menjadi tren.
“Tren membaca buku best seller memang ada, tapi lagi-lagi itu hanya di ranah orang-orang yang mampu membeli dan mengoleksi buku,” ujarnya sebagaimana rilis FLP kepada hidayatullah.com, Senin (22/11/2021).
Sebagai Ketum dari komunitas literasi dan telah mempengaruhi tren buku bacaan di Indonesia, Gegge berencana FLP ke depan akan semakin memperbanyak karya, baik itu cetak maupun digital.
“Jika dulu FLP sangat identik dengan karya fiksi, dari tahun ke tahun FLP semakin banyak penulis di genre mana pun. Pemulis cerita anak, remaja, fiksi dan nonfiksi, bahkan penulis jurnal pun ada di FLP. Intinya, FLP harus menyesuaikan perkembangan literasi agar bisa tetap eksis sebagai organisasi literasi yang mencerahkan. Kami akan tetap mendesain konsep agar karya-karya FLP bisa tetap eksis,” kata pemenang Sayembara Bahan Bacaan Anak Kemendikbud 2017 ini.
Perkembangan literasi di Indonesia memang dinilai masih rendah. Negara kepulauan ini sempat menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, kutip FLP.
Ini juga dibenarkan dalam data Perpusnas, jika dirasiokan total jumlah bahan bacaan dengan total jumlah penduduk Indonesia memiliki rasio nasional 0,09. Artinya, disebutkan, satu buku ditunggu oleh 90 orang setiap tahun, sehingga Indonesia memiliki tingkat terendah dalam indeks kegemaran membaca.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Padahal dalam standar UNESCO, minimal setiap orang membaca 3 buku baru setiap tahun. Di negara Asia Timur seperti Korea, Jepang, China, rata-rata memiliki 20 buku baru bagi setiap orang. Ini menjadi tantangan bagi negara dan paling mendasar, kenapa budaya membaca di Indonesia rendah.
Untuk diketahui FLP baru saja menyelenggarakan Munas yang ke-5 di Malang (19-21/11/2021). Dalam penyelenggaraan Munas tersebut, Sabir atau lebih dikenal nama penanya, Gegge Mappanggewa, terpilih menjadi Ketua Umum FLP periode 2021-2025.*