Hidayatullah.com — Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dengan perwakilan Taliban Amir Khan Muttaqi di Islamabad, Pakistan, pada Sabtu (18/12/2021) waktu setempat. Pertemuan antara Retno Marsudi dengan perwakilan Taliban tersebut dilakukan di sela konferensi tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas tentang situasi di Afghanistan.
Dalam pertemuan tersebut, Retno mengungkapkan kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian dari kerja sama pengembangan pendidikan dan pengembangan kapasitas untuk pendidikan perempuan di negara tersebut. Ia juga mengungkapkan beberapa harapan kepada Taliban, salah satunya untuk menepati janji yang disampaikan pada 16 Agustus lalu.
“Indonesia berharap agar janji Taliban yang disampaikan 16 Agustus dapat dilakukan dan dapat mengalami kemajuan yang signifikan,” kata Retno dalam keterangan pers, Ahad (19/12/2021).
Janji yang dimaksud yakni ketika Taliban mengungkapkan konferensi pers perdana sejak mereka mengusai Afghanistan awal Agustus lalu. Pada konferensi pers tersebut, Taliban mengutarakan sederet janji mulai dari menghormati hak perempuan hingga takkan menjadikan Afghanistan sebagai sarang teroris
Retno mengatakan, implementasi dari janji Taliban tersebut akan memberikan kontribusi besar dalam kemakmuran Afghanistan. “Implementasi janji Taliban ini akan memberikan kontribusi besar, dalam menciptakan sebuah Afghanistan yang damai, stabil, dan makmur,” katanya, dilansir oleh Kompas.
Terkait masalah Afghanistan, Menlu Retno mengungkapkan, pertemuan OKI kali ini merupakan momentum yang baik untuk menangani tiga isu sebagai satu kesatuan.
Yang pertama, menurutnya, OKI dapat memobilisasi dukungan dan sumber daya untuk menangani krisis kemanusiaan di Afghanistan. “Dalam kaitan ini, saya telah sampaikan bahwa Indonesia sudah siap untuk berkontribusi,” ujarnya.
Ia menegaskan, Indonesia saat ini sedang menyiapkan bantuan makanan, dan berkoordinasi dengan badan PBB yang berada di lapangan.
Yang kedua, sambungnya, sangat penting dibuat satu peta jalan (roadmap) mengenai upaya pemenuhan komitmen-komitmen yang disampaikan Taliban pada 16 Agustus lalu.
“Saya tekankan bahwa semua inisiatif OKI akan sulit diimplementasikan tanpa adanya kemajuan yang signifikan dari Taliban untuk memenuhi janji-janjinya,” lanjut Retno.
Ia menegaskan, pendekatan “Help Us to Help You” dengan Taliban harus dilakukan.
Sedangkan yang ketiga, OKI dapat berperan sebagai jembatan bagi negara donor.
“Saya tekankan kembali, bahwa tiga hal ini sangat penting artinya bagi terciptanya Afghanistan yang damai, stabil dan sejahtera,” paparnya.*