Hidayatullah.com — Peleburan Lembaga Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengakibatkan terhambatnya pengembangan vaksin Merah Putih. Hal ini disampaikan mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio. Dia mengatakan pengembangan vaksin tersebut baru bisa dimulai pada pertengahan 2022 dan diperkirakan baru akan mendapatkan izin penggunaan darurat pada 2023.
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito pun menanggapi pernyataan itu, Ia menyebut proses pengembangan vaksin Merah Putih memang membutuhkan waktu yang lama.
“Vaksin Merah Putih dari Lembaga Eijkman saat ini sedang didampingi fasilitas produksinya oleh BPOM. Sehingga persiapan sampai ke tahap uji klinik memang membutuhkan waktu. Dalam memproduksi vaksin memang membutuhkan kesabaran karena vaksin adalah produk mikrobiologi yang sensitif dan sangat membutuhkan kondisi yang steril sehingga membutuhkan waktu,” kata Penny dalam keterangannya, saat Rapat Kerja dan RDP Komisi IX DPR dengan Menkes, BPOM, dan Satgas Covid-19, di Kompleks Parlemen, Selasa (18/01/2022).
Penny mengatakan Lembaga Eijkman butuh mendapatkan mitra yang memiliki komitmen besar dalam memproduksi vaksin. “Sama halnya dengan yang kami lihat dari perkembangan vaksin UNAIR dan Biotis, sangat penting untuk Eijkman mendapatkan mitra industri farmasi yang bersedia untuk memberikan investasi besar karena banyak sekali tahapan-tahapan seperti pembangunan produksi sehingga membutuhkan mitra dengan komitmen yang besar,” ujarnya.
Penny menjelaskan penelitian tentang vaksin Indonesia masih dibilang pemula. Di mana peneliti-peneliti Indonesia benar benar melakukan penelitian dari awal seperti dari merancang konsep hingga meneliti karakteristik vaksinnya.
“BPOM selalu melakukan pendampingan secara intensif mulai dari tahap awal, tahap penelitian, itu pun karena masih baru jadi masih ada proses pembelajaran untuk tetap menyesuaikan dengan standar-standar yang berlaku. Sehingga, pada tahap uji klinik pada manusia tidak ada masalah atau kegagalan,” tutur Penny.
Sementara itu, Penny menyebut, vaksin Merah Putih yang sedang dalam tahap proses adalah vaksin dari Universitas Airlangga dan Biotis. Direncanakan vaksin tersebut akan melakukan uji klinik pertama pada awal Februari. “Diperkirakan pada 5 Februari 2022 akan di-launching uji klinik fase 1 Vaksin Merah Putih,” ujarnya.
Sebelumnya, mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan saat ini pihak Bio Farma dan BRIN baru akan mempersiapkan proses untuk pra uji klinik dan uji klinik fase 1-3. Sehingga vaksin diperkirakan akan selesai pada tahun depan.
“Kelambatan penyelesaian vaksin Merah Putih oleh Eijkman disebabkan oleh banyak faktor dan beberapa proses yang belum selesai. Sehingga vaksin Merah Putih tidak akan selesai pada pertengahan tahun ini. Mungkin akan selesai pada akhir tahun atau awal tahun 2023, tergantung dari prosesnya nanti” ujar Amin saat rapat bersama Komisi VII di DPR, Senin (17/01/2022).*