Hidayatullah.com — Eks Wakil Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menanggapi tudingan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait eks FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menag Yaqut sebelumnya menyebut bahwa HTI dan FPI masih bergerak di bawah tanah setelah dibubarkan oleh pemerintah Joko Widodo.
Aziz dalam keterangan singkatnya pada CNN Indonesia, meminta Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu untuk tidak melantur dalam berbicara.
“Cuci muka, bangun. Jangan ngelindur. Ngelantur bicaranya,” ungkap Aziz, Kamis (31/3/2022).
Secara terpisah, Mantan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto melihat bahwa pejabat yang terus menggunakan isu radikal sebenarnya sedang melakukan pengalihan publik.
“Patut dicurigai pejabat ini sedang berusaha mengalihkan perhatian publik dari kerusakan negeri ini serta kelemahan kepemimpinan, juga dari isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan menjadi 3 periode,” ujar Ismail.
Terlebih, ia melihat persoalan yang banyak dibicarakan masyarakat seperti harga minyak goreng mahal hingga penundaan pemilu 2024 disebabkan oleh pemerintah dan bukan orang-orang radikal.
“Lah, ini ada pejabat masih saja jualan radikal radikul. Sama sekali tidak nyambung dengan semua problem tadi, yang faktanya sama sekali tidak diakibatkan oleh apa yang disebut radikalisme dan orang radikal,” paparnya.
Tak hanya itu, Ismail menilai bahwa setiap warga negara berhak untuk melalukan kegiatan beragama termasuk dakwah dan hak tersebut dijamin di bawah Undang-Undang.
“Apalagi kegiatan dakwah yang memang dijamin oleh UU dan merupakan kegiatan mulia dalam pandangan agama, yang mestinya didukung oleh pejabat yang bertanggungjawab atas masalah agama, bukan malah dicurigai begitu rupa,” ucap Ismail.
Sebelumnya, Yaqut meminta kader GP Ansor untuk siap menghadapi eks HTI dan FPI sebagai antisipasi tantangan kebhinekaaan. Hal itu dia sampaikan saat membuka Konferensi Besar (Konbes) XXV GP Ansor di Kalimantan Selatan pada Rabu (30/3/2022).
“Jadi konsep kongres ke depan itu benar-benar mengantisipasi situasi kebangsaan yang semakin menurut saya tidak mudah. Tantangan kebinekaan masih saja muncul, tantangan itu masih saja muncul, kemudian kelompok-kelompok agama yang menggunakan sebagai tool atau alat untuk memperjuangkan kepentingannya juga masih masif gerakannya,” katanya.
Yaqut mengatakan pemerintah telah mampu membubarkan HTI dan FPI. Akan tetapi, menurutnya eks anggota organisasi itu masih terus bergerak.
“Meskipun kita mampu membubarkan HTI dan FPI bersama pemerintah, tetapi mereka masih berkelindan di bawah tanah, masih bergerak dengan cara mereka, ini pekerjaan-pekerjaan semua nih, ini tolong dipikirkan,” ujarnya.*