Hidayatullah.com—Pernyataan juru bicara partai nasionalis Hindu, Partai Bharatia Janata (BJP) India, Nupur Sharma, yang menghina Nabi Muhammad SAW dan isteri beliau Sayyidah Siti Aisyah radhiallahu anha sungguh merupakan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Nabi yang diagungkan oleh umat Islam sedunia. Oleh karena itu pernyataan tersebut adalah juga penghinaan terhadap umat Islam sedunia, demikian disampaikan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin.
“Penghinaan Nupur Sharma adalah manifestasi kebodohan, kesombongan, dan kekerasan verbal yang nyata, dan merupakan bentuk Islamofobia yang melanggar etika global,” ujarnya dalam pernyataan yang disampaikan kepada hidayatullah.com, Senin (6/6/2022) malam.
Menurut Din, sikap Islamofobia politisi India ini sejatinya merupakan bentuk inferioritas dan ketakutan (terhadap yang Islam). Karena itu ia mengajak umat Islam memaafkan sambil memperingatkan agar jangan mengulangi lagi.
“Seharusnya PM Narendra Modi tidak cukup dengan menskor Sarma, tapi harus memecatnya dari keanggotaan Partai BJP, karena perbuatannya akan mengganggu kerukunan antar umat Islam dan umat Hindu, serta tidak mencerminkan toleransi dan sikap hidup berdampingan secara damai,” ujar Mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini.
Selain itu, Din juga meminta pemerintah Indonesia, sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslim, seyogyanya melayangkan Nota Protes atau Penyesalan. “Umat Islam Indonesia wajar untuk memprotes, tapi diharapkan tetap bersikap tenang, dan tidak bertindak melampaui batas.”
“Mari kita yakini, sebesar apapun penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW, oleh sebanyak siapapun pelakunya, sama sekali tidak akan mengurangi keagungan dan keluhuran Islam serta kemuliaan Nabi Muhammad SAW,” tambahnya.
Penghinaan politisi nasional Hindu
Politisi nasionalis Hindu India ini sebelumnya telah memancing kontroversi di acara debat berita TV tentang masalah Masjid Gyanvapi di Varanasi di mana dia membuat pernyataan yang menyinggung perasaan umat Islam sedunia. Pernyataannya menyebabkan kecaman luas di negara itu dan juga memicu bentrokan keras di Kanpur Uttar Pradesh pada hari Jumat (3/6/2022).
Mengutip Sputnik News, dalam acara debat itu Sharma disebut mengolok-olok Al-Quran. Ia menyamakannya dengan “bumi itu datar”.
Ia melontarkan penghina tokoh penting umat Muslim sedunia, Nabi Muhammad. Hal itu karena menikah dengan istrinya Aisyah, saat masih muda belia.
“Nabi Muhammad menikahi seorang gadis berusia enam tahun dan kemudian berhubungan dengannya pada usia sembilan tahun,” ujarnya dalam sebuah video yang kemudia dihapus oleh saluran televisi tersebut.
Pernyaan Sharma ini telah menimbulkan polemic di dalam negeri. Sebuah organisasi pendidikan dan budaya Islam, Raza Academy, sempat melaporkannya ke polisi dengan tuntutan penghinaan.
Tidak lama beredarnya pernyataan Sharma, dunia Islam bereaksi keras. Laporan BBC menyebutkan Kuwait, Qatar dan Iran memanggil duta besar India untuk mendaftarkan protes mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Arab Saudi bahkan mengutuk pernyataan itu, sementara Qatar mengatakan pihaknya mengharapkan permintaan maaf publik dari India. “Membiarkan pernyataan Islamofobia seperti itu berlanjut tanpa hukuman, merupakan bahaya besar bagi perlindungan hak asasi manusia dan dapat menyebabkan prasangka dan marginalisasi lebih lanjut, yang akan menciptakan siklus kekerasan dan kebencian,” kata kementerian luar negeri Qatar.
Sebanyak 57 anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Pakistan juga mengkritik India. Tidak cukup itu, perlawanan berlanjut dengan seruan aksi boikot India di berbagai media sosial.
Hari Senin, sebuah supermarket Kuwait menarik produk India dari rak-rak penjualannya dan mengancam boikot. Karyawan di toko Al-Ardiya Co-Operative Society menumpuk teh dan produk lain asal India ke dalam troli sebagai protes terhadap komentar “Islamofobia” politikus politikus partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang menghina Nabi Muhammad SAW.*