Hidayatullah.com—Persatuan Ulama Muslim Internasional (International Union of Muslim Scholars/IUMS) bertemu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor pusat, jalan Proklamasi, Jakarta pada hari Selasa, (25/10/2022). Delegasi IUMS dipimpin langsung Ketua yang baru Dr. Salim Segaf al-Jufri dan staf khusus M. Syauqi Abdul Azis.
Di antara poin audiensi Persatuan Ulama Muslim Internasional dangan MUI adalah kesiapan menjaga ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip keadilan. “Kita masih menyaksikan terjadinya perang dan konflik di berbagai kawasan. Para ulama dan tokoh agama dapat memberi arahan tentang ajaran agama yang damai dan mendorong kolaborasi antar bangsa-bangsa di dunia, bukan konfrontasi,” jelas Dr Salim Segaf al-Jufri.
Sementara tuan rumah MUI dipimpin Wakil Ketua Umum Dr. KH Anwar Abbas dan Sekjen Dr. Amirsyah Tambunan. Sebagian pengurus MUI juga mengikuti pertemuan secara daring seperti Dr. KH Cholil Nafis, Dr. Asrorun Ni’am dan Badriyah Fayoumi.
Dalam audiensi ini, Anwar Abbas memberi tahniah dan menyatakan sependapat dengan pandangan Ketua IUMS, bahwa sudah saatnya para ulama dan tokoh agama turut berperan menyelesaikan berbagai persoalan dunia. Termasuk menyelesaikan masalah kemiskinan, kebodohan dan perpecahan antar kelompok yang berbeda.
“Padahal agama, khususnya Islam mengajarkan untuk hidup mandiri dan sejahtera, serta meningkatkan ilmu pengetahuan. Jika kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat meningkat, maka potensi konflik akan berkurang,” papar Anwar Abbas yang juga menjabat pengurus pusat Muhammadiyah.
MUI menurut Anwar Abbas, adalah suatu contoh organisasi tempat berkumpulnya para ulama dan intelektual dari latar belakang organisasi yang berbeda. Demikian pula IUMS, anggotanya berasal dari 80 negara dengan latar belakang beragam (baik individu maupun organisasi).
Namun, semua perbedaan pandangan itu akan dicari titik temu untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi umat. Anwar Abbas menyatakan kagum, karena beberapa pengurus teras MUI saat ini adalah mahasiswa yang pernah dididik Dr. Salim saat mengajar di LIPIA dan UIN Syarif Hidayatullah.
Peran ulama untuk memperbaiki kondisi dunia tentu saja memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk dari pihak umara/pemerintah. Karema itu, kerjasama dengan MUI dan pemerintah Indonesia akan sangat diharapkan.
Pekan sebelumnya Salim telah bersilaturahim dengan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amien, yang dulu juga pernah menjabat Ketua MUI. Kerjasama bisa dalam bidang fatwa dan kajian fiqih terhadap isu-isu kontemporer, pendidikan dan pelatihan bagi para guru dan dosen, serta pembinaan generasi muda dan kesejahteraan keluarga.
Seperti diketahui, Muktamar IUMS tahun 2023 belum diputuskan akan berlangsung di mana, tapi Indonesia siap untuk menjadi tuan rumah sebagaimana saat ini menjadi chairman dari kelompok 20 negara di dunia (G20) dan tuan rumah Forum Majelis Syura Sedunia (negara-negara anggota OKI).
Dr Salim Segaf mengungkapkan dirinya mendapat amanah sebagai Ketua IUMS melanjutkan tugas Dr. Ahmed Raissouni (ulama asal Maroko) yang mengundurkan diri. IUMS didirikan tahun 2004 dan pertama kali dipimpin oleh ulama asal Mesir, Syeikh Dr. Yusuf Qaradhawy yang dikenal moderat.*