Hidayatullah.com– Ketua Al-Ittihadiyah Provinsi Jambi M Hafidz El-Yusufi mengatakan bahwa halal adalah sebuah kebaikan. Dengan mengonsumsi penganan yang tidak halal, makanan yang masuk dan diolah tubuh pun tidak halal.
Hal ini bukan sekadar terkait dengan kesehatan, tapi juga berkaitan dengan tidak terkabulnya doa-doa. Karena itu, jelasnya, halal akan menjadi suatu hal yang diprioritaskan dalam hidup. Dengan patuh terhadap halal, hidup akan semakin berkah.
Hal itu disampaikannya dalam acara training of trainer (TOT) di Gedung Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Jambi, Rabu (18/12/2019).
“Kegiatan yang dipilih Al-Ittihadiyat pada hari ini, saya rasa cukup cerdas dan efektif karena inilah yang sedang dibutuhkan oleh umat,” ujarnya.
Hadir sebagai pembicara Ketua Komisi Fatwa Ulama Provinsi Jambi Ahmad Tarmizi Sibawaihi yang berbicara Halal-Haram dalam Al-Qur’an dan Hadits; Kepala Bidang Research LPPOM MUI Prof Purwantiningsih yang berbicara Titik Kritis Kehalalan Bahan, serta Kepala Bidang Sosialisasi dan Edukasi Halal LPPOM MUI Lia Amalia yang berbicara Prosedur dan Kebijakan Sertifikasi Halal dan Sistem Jaminan Halal.
Kepala Bidang Research LPPOM MUI Prof Purwantiningsih, juga menjelaskan pentingnya diselenggarakannya TOT ini, terutama untuk mengenal halal haram pada produk yang sudah tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
Babi, misalnya, jelas Purwantiningsih. Orang awam hanya mengenal daging dan lemaknya saja, karena itu yang biasa dikonsumsi. Tetapi ternyata dari hasil penyembelihan diperoleh hasil sampingan, seperti kulit, tulang, dan jeroan.
Hasil sampingan itu, jelasnya, banyak dimanfaatkan di industri pangan, barang gunaan, dan kosmetik.
“Wujudnya sudah tidak dalam bentuk tulang, tapi diubah dalam bentuk arang. Jeroan menjadi enzim. Kulit bisa menjadi tas atau gelatin. Bulu untuk sikat atau kuas. Tidak cukup waktu satu hari untuk mempelajari itu semua. Tapi, dalam TOT ini, saya akan berikan teknik mengenal halal haram pada produk,” paparnya kutip website resmi LPPOM MUI, Kamis (19/12/2019).
TOT itu digelar atas kerja sama Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dengan Muslimat Al-Ittihadiyah Provinsi Jambi.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 300 peserta ini, dibahas tuntas halal haram produk dari segi Al-Qur’an dan hadist, titik kritis, serta sertifikasi halal.
Selain TOT, digelar pula peresmian Ikatan Mahasiswa Peduli Halal (Imapela) Provinsi Jambi dan Halal Care Community Jambi oleh Staf Ahli Gubernur Jambi Asraf. Kedua komunitas tersebut diharapkan dapat menjadi wadah edukasi halal bagi masyarakat.
“Ini memang bukan tugas yang mudah. Tapi harus kita lakukan demi kemaslahatan umat, khususnya masyarakat Jambi. Kami mendukung program ini,” sebut Asraf.
Sementara Ketua Muslimat Al-Ittihadiyah Provinsi Jambi, Halimah Dja’far mengungkapkan, halal haram menjadi salah satu fokus Muslimat Al-Ittihadiyah.
“Ini menjadi concern kita. Harapannya, agar yang hadir bisa turut memberi edukasi halal, minimal kepada keluarga sendiri. Karena, cara pandang, etika, dan sebagainya sedikit banyak dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi. Inilah pentingnya kita mengadakan TOT halal ini,” sebutnya.*