Hidayatullah.com—Lebih dari 50 ulama se Madura telah mengeluarkan peringatan dan pernyataan seputar Syi’ah yang telah didakwahkan Tajul Muluk Ma’mun sekitar enam tahun yang lalu, sebelum terjadinya konflik bulan April 2011 dan Desember 2011.
Pernyataan sikap lebih dari 50 ulama Madura ini dikeluarkan menyusul temuan, dan kajian beberapa kitab rujukan Syi’ah, juga hasil pantauan terhadap dakwah yang dibawa Tajul Muluk Ma’mun yang membuat warga resah.
Di bawah ini ada pernyataan sikap para ulama yang dikirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, Selasa (03/01/2012) yang telah dibuat semenjak tahun 2006 lalu.*
Di Bawah ini pernyataan lengkapnya:
Pernyataan Ulama Tentang Aliran Syiah
Yang Dibawa Tajul Muluk Ma’mun
Karang Gayam, Omben Sampang
KAMI ulama yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya;
1. Bahwa Setelah kami mendengar dan menyaksikan langsung dalam sidang Hari Senin 21 Muharram 1427 H/20 Februari 2006 M akan keafsahan dan kebenaran semua dakwaan yang tertulis pada lampiran yang ditujukan kepada Tajul Muluk Ma’mun, kami mengambil kesimpulan bahwa Aliran Syi’ah yang dibawanya adalah tergolong Syi’ah Ghulah (Rofidhoh).
2. Bahwa kami mengambil kesimpulan tersebut karena melihat banyak kesamaan dengan Syi’ah Rofidhoh, di antaranya mengingkari al-Quran, membenci dan mencacimaki Sahabat Nabi, utamanya Khulafa’ Rasyidin yang ketiga, membenci dan mendustakan semua ulama terdahulu selain dari kaum Syi’ah, dan ber-ghulu (berlebih-lebihan) di dalam Ahul bait.
Sesuai yang tertulis dalam Kitab Syi’ah Rofidhoh (Al Kafi: 2/634), artinya; “Sesungguhnya al-Quran yang diturunkan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wassalam, 17 ribu ayat.” (maksudnya, mereka menuduh adanya pengurangan dalam al-Quran. Yang ada hanya berisi 6616 ayat).
Dan dalam kitab Syi’ah Rofidhoh (Al- Kahfi: 8/245) menjelaskan, “Semua manusia setelah wafat Nabi adalah orang-orang murtad kecuali tiga orang.. Miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al- Ghifari dan Salman Al-Farisi.”
Dan dalam kitab Haqqul Yaqin hal: 519 karangan Moh. Baqir Al Majlisi mengatakan, “Kepercayaan kami mengenai tabarru’ ialah bahwa kami berlepas diri empat berhala (Abu Bakar, Umar, Ustman dan Mu’awiyah) serta empat orang wanita (Aisyah, Hafsyah, Hindun dan Ummu Hakam) serta semua pengikut mereka dan golongan mereka. Mereka adalah makhluq Allah yang paling jahat di muka bumi. Sesungguhnya tidaklah sempurna keimanan kepada Allah, Rasul Nya dan para Imam kecuali jika seseorang telah melepaskan diri dari musuh-musuh mereka.”
Dan dalam kitab Syi’ah Roafidhoh (Al-Kahfi Ushul: 1/409), artinya; “Sesungguhnya dunia dan akherat adalah kepunyaan imam, diberikan kepada siapa yang dikehendaki, dan ditolaknya dari orang yang dikehendaki.”
3. Bahwa penganut aliran tersebut sudah difatwakan oleh ulam Ahlusunnah wal jama’ah terdahulu adalah orang-orang sesat dan keluar dari garis-garis besar Islam.
4. Bahwa oleh karena itu, kami menganjurkan agar semua umat Islam secara umum dan masyarakat Madura secara khusus menghinda diri dari mereka dan selaipu muslihat mereka.
5. Bahwa kami menghimbau kepada Pemerintah agar melarang aliran tersebut serta menghapus hingga ke akar-akarnya.
Demikianlah pernyataan ini kami keluarkan dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap Allah Subhanahu Wata’ala, agama, nusa, bangsa dan umat. Semoga mendapatkan dukungan dan respon positif dari pihak-pihak terkait, seiring dengan taufiq, hidayah, maunah dan ridho Alla Subhanahu wa ta’ala.
Selanjutnya, pernyataan ini ditandatangani lebih dari 50 ulama se-Madura.
Di antara yang ikut memberikan pernyataan adalah; KH Ahmad Nawawi, (Karang Gayam Omben, Sampang), KH. Barizi Muhammad, (Sampang), KH.Ghazali Muhammad (Sampang), KH. Lutfillah Moh. Ridhwan (Sampang), KH. Yahya Hamiduddin (Sampang), KH. Jazuli Jauhari (Pamekasan), KH. Abd. Qodir Damanhuri (Pamekasan), Abuya Ali Karrar Shinhaji (Pamekasan), KH. Moh Syamsul Arifin (Batuanyar, Pamekasan), KH. Khalilurrahman (Pamekasan), (alm) KH. Moh Tidjani Djauhari (Pamekasan), KH. Abd Wasik Bahri (Sumenep), KH. Said Abdullah (Sumenep), KH. Idris Djauhari (Prenduan), Habib Ali Husin Al Jufri (Sumenep), KH. Imam Kakhsus (Bangkalan), KH. Abdullah Khan Thabrani (Bangkalan), KH. Moh Amien Kholil (Bangkalan), KH. Kholil Nashir (Bangkalan), KH. Imam Romli (Pamekasan), KH. Ahsan Romli (Pamekasan), KH. Ja’far Fauzi (Pamekasan), KH. Hasyim Umar (Pamekasan),
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
KH. Rosyad Imam (Pamekasan), KH.Abd Wahab Adnan (Pamekasan), KH. Kholil Muhammad (Pamekasan), KH. Jamal Ridhwan (Pamekasan), KH. Shohib Buroq Mahali (Pamekasan), KH. Ali Ridho Shinhaji (Pamekasan), KH. Hasyir Ridhwan (Sampang), KH. Azroqi Mujib (Sampang), KH. Ali Wafi Abd Bar (Sampang), KH. Abd Wadud Bahri (Sampang), KH. Bahri (Sampang), KH. Abd Majid Affan (Sampang), KH. Dzakir Sholeh (Sampang), KH. Moh Muqoddas Amien (Sampang), Kh. Syafiuddin Wahid (Sampang), KH. Fahmi (Sampang), KH. Ja’far Wahid (Sampang), KH. Luthfi Madzkur (Sampang), KH. Abd. Muhaimin Bari (Sampang), KH. Munthomthom Damanhuri (Sampang), KH. Izzat Iroqi (Sampang), KH. Abd/ Muqtadir Shinhaji (Sampang), KH. Zain Ridhwan (Sampang), KH. Mahrus Abd Malik (Sampang), KH. Amiruddin Kholil (Sampang), KH. Zaini Sholeh (Sampang), KH. Abd. Ghafur Syafi’uddin (Pamekasan).*