Suasana khutbah Jumat pada Jumatan pertama di masjid darurat, lokasi pengungsian korban gempa di Desa Sigar Penjalin, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat (10/08/2018).
Bagikan
Hidayatullah.com– Jumatan pertama pengungsi korban gempa NTB di masjid darurat yang berlokasi di Desa Sigar Penjalin, Tanjung, Lombok Utara, pada Jumat (10/08/2018), diikuti ratusan jamaah.
Pantauan hidayatullah.com, yang bertindak sebagai khatib dan imam Ustadz Saefuddin Nawawi, Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Mataram.
Usai Jumatan, Saefuddin, yang juga koordinator posko relawan, menyampaikan kepada para pengungsi untuk kuat dan tabah dalam menghadapi bencana gempa ini.
“Ini adalah bentuk rasa sayang Allah kepada kita lewat cara yang berbeda,” ujarnya.
Ustadz Saefuddin Nawawi, Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Mataram, menyampaikan khutbah Jumat pada Jumatan pertama di masjid darurat, lokasi pengungsian korban gempa di Desa Sigar Penjalin, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat (10/08/2018).[Foto: Sirajuddin Muslim/hidayatullah.com]Sebelumnya perwakilan dari BMH, Suwitho, menyampaikan, ke depannya masjid darurat tersebut akan diramaikan demgan program-program seperti belajar mengajar al-Qur’an dan pengajian.
“Kami ingin anak-anak bapak kembali ngaji lagi,” terangnya.
Pengungsi korban gempa bersalam-salaman dengan para relawan dan khatib usai pelaksanaan Jumatan pertama di masjid darurat, lokasi pengungsian korban gempa di Desa Sigar Penjalin, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat (10/08/2018). [Foto: Sirajuddin Muslim/hidayatullah.com]Masjid darurat seluas 10×15 persegi itu beratapkan terpal, juga beralas terpal dan karpet, bertiang bambu, dan pinggirannya dikelilingi kain putih memanjang. Ini hasil dari gotong royong relawan BMH, SAR Hidayatullah, dan pengungsi setempat.*/Sirajuddin Muslim