Hidayatullah.com– Sistem Informasi Penghitungan (Situng) yang dibuat KPU sebagai terobosan agar hasil penghitungan suara di TPS (C1) tidak dicurangi, kini justru seolah menjadi alat mengkritik KPU. Pasalnya, dalam sistem itu memang ada sejumlah dugaan kesalahan dalam menginput angka.
Kali ini ditemukan di TPS 09, Demangsari, Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah. Pantauan pukul 13.40 WIB, di TPS itu ada diduga kesalahan input yang dilakukan relawan KPU karena menambahkan 600 suara untuk pasangan calon capres-cawaprs 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Detailnya, dalam data C1 (hasil resmi di TPS), Jokowi-Ma’ruf unggul dengan 104 suara, sementara Prabowo-Sandi mendapat 74 suara.
Namun, saat petugas menginput dalam Situng, angkanya berubah hanya untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf menjadi 704 suara atau bertambah 600 suara. Sementara Prabowo-Sandi tetap.
Baca: Suara Jokowi sempat Gelembung 1.000 Lebih pada TPS di Bali ini
Salah input itu mempengaruhi total perolehan suara kedua pasangan calon yang muncul dalam Situng yang dipublikasikan di website KPU (https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/), kutip Kumparan, Selasa (23/04/2019), yang sudah melaporkan temuan ini ke Helpdesk KPU melalui WhatsApp.
Sebelumnya, beberapa kesalahan input data C1 di Situng yang menimpa baik kubu 01 atau 02 juga ditemukan. KPU menyebut kesalahan tersebut merupakan human error dan telah dikoreksi.
Namun penting dicatat, data yang ditampilkan dalam Situng yang juga disebut ‘real count’, tidak akan menjadi rujukan resmi KPU dalam menetapkan hasil pemilu. Situng dibuat sejak 2014 agar masyarakat bisa melihat hasil pemilu lebih cepat, dan agar C1 tidak dicurangi karena bisa di-download semua orang.
Hasil resmi pemilu akan tetap merujuk pada hasil hitung manual berjenjang yang saat ini sedang direkap di tingkat kecamatan. Setelah itu direkap di kabupaten/kota, provinsi, dan KPU RI dan hasil resminya akan diumumkan pada 22 Mei 2019.*