Hidayatullah.com– Kerusuhan buntut aksi demonstrasi terjadi di Wamena, Papua. Menyusul kejadian itu, Pemerintah melalui Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Kementerian Perhubungan Usman Effendi memerintahkan Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) dan stakeholder penerbangan agar menunda sementara seluruh penerbangan ke Wamena.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan semua pihak termasuk TNI/Polri untuk turut serta mengantisipasi dampak kerusuhan,” ujar Usman dalam keterangan resmi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Senin (23/09/2019).
Menurut laporan Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Wamena, Joko Harjani, pada Senin pagi tadi tiga pesawat telah mendarat dengan aman dan akan diterbangkan kembali. Selain itu, terdapat satu pesawat Deraya yang tetap berada di Bandara Wamena karena faktor teknis.
Menurut Joko, operasional pelayanan Bandara Wamena tetap berjalan. Sehingga, diharapkan kepada seluruh maskapai yang akan terbang ke Wamena untuk memonitor situasi perkembangan di Wamena.
“Saat ini bandara sudah dijaga oleh TNI/POLRI untuk alasan keselamatan dan keamanan penerbangan,” jelasnya.
Menurut catatannya, beberapa penerbangan reguler siang ini menuju Wamena yaitu Transnusa dan Wings Air rute Sentani-Wamena dan penerbangan kargo Myindo Airlines rute Sentani-Wamena ditunda.
Soal aksi unjuk rasa di Wamena, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara meminta semua pihak agar selalu waspada dan siaga dalam menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan.
Menurut Ph Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Dadun Kohar, bandara adalah objek vital nasional dan merupakan satu-satunya akses yang cepat untuk mobilisasi yang harus dijaga keamanannya.
Dadun menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak keamanan dan pihak penerbangan terkait agar bandara terjaga keamanannya.
Kementerian Perhubungan Indonesia memerintahkan seluruh penerbangan ke Wamena, Papua, ditunda sementara menyusul aksi masa yang memicu kericuhan.
Sementara itu, TNI menyebut aksi demonstrasi massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kembali menyerang aparat TNI. Menurut Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Papua Letkol CPL Eko Daryanto, akibat penyerangan itu, seorang prajurit Yonif 751/Raider bernama Praka Zulkifli tewas karena senjata tajam.
Eko mengatakan massa AMP sebelumnya melakukan demo di depan Auditorium Universitas Cenderawasih untuk menuntut pendirian posko bagi mahasiswa Papua yang pulang dari studi di luar Papua.
“Namun aksi tersebut tidak mendapat izin baik dari Polda Papua maupun dari pihak Rektorat Uncen. Massa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena dengan menggunakan kendaraan truk dan bis umum dengan dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Praka Zulkifli,” jelas Eko, melalui pesan singkat, pada Senin kutip Anadolu Agency.
Sekitar pukul 11.00 WIT setibanya di daerah Expo Waena, massa AMP yang baru turun dari kendaraan berbalik menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang. Bahkan, tuturnya, massa AMP berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang berada di Expo Waena agar melakukan aksi anarkis berupa pembakaran terhadap berbagai fasilitas umum dan rumah masyarakat.
Menurut Eko, Praka Zulkifli yang tengah beristirahat sejenak setelah mengantar pasukan pengamanan tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam.
“Almarhum mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang. Korban sempat dievakuasi menuju RS. Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis. Namun karena pendarahan yang hebat, nyawa Praka Zulkifli tidak dapat terselamatkan. Sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia,” sebutnya.
Aksi Anarkis di Jayawijaya
Sementara sebelumnya, anak sekolah di Kabupaten Jayawijaya, Papua, yang berjumlah sekitar 200 orang lebih melakukan aksi anarkis dan membakar Kantor Bupati Jayawijaya, Kantor Bappeda, Kantor Diskominfo, Kantor BPKAD dan kantor pemerintah lainnya, pada Senin (23/09/2019).
Dikutip Antaranews, aksi anarkis yang lebih didominasi oleh pelajar SMA itu terjadi pada pukul 09.30 WIT dan berlanjut di beberapa tempat. Mereka juga membakar sejumlah kendaraan, merusaki sejumlah bangunan milik warga yang berada di sepanjang jalan, misalnya di sekitaran hom-hom.
Gumpalan asap terlihat di lebih dari sembilan titik. Seluruh aktivitas pertokoan di Kota Wamena lumpuh. Setelah membakar habis kantor-kantor pemerintah, pejabat pemerintah setempat lalu melakukan pertemuan dengan anak-anak berseragam SMA yang melakukan aksi kriminal itu.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, mengimbau masyarakat tidak terpancing isu agar situasi bisa aman kembali. “Saya harap masyarakat di distrik dan kampung jangan terpancing isu,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kami sudah diskusi dengan anak sekolah dan mereka sudah bubar, muda-mudahan situasi tetap kondusif terus.”*