Hidayatullah.com—Eks Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) telah keluar dari Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri setelah resmi bebas bersyarat pada Rabu (20/7/2022) pagi. HRS tiba di kediamannya Petamburan sekitar pukul 07.00 WIB dan disambut oleh keluarga dan kerabat.
Habib Rizieq dinyatakan bebas bersyarat pada Rabu (20/7/2022) oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) karena telah memenuhi syarat untuk mendapatkan pembebasan bersyarat.
Diketahui, HRS sebelumnya dipidana terkait perkara kerumunan acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat dan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
HRS divonis 8 bulan penjara terkait perkara kerumunan di Petamburan. Sedangkan untuk perkara Megamendung divonis denda Rp 20 juta subsider lima bulan kurungan.
Kemudian pada kasus swab test RS UMMI, Habib Rizieq divonis empat tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Kamis (24/6/2021).
Setelah keluar Rutan, HRS segera menggelar konferensi pers yang diadakan di Petamburan, Jakarta dan disiarkan secara live di kanal Youtube IBTV, Rabu (20/7/2022). Dalam kesempatan tersebut, HRS menyampaikan pidato terkait kebebasannya dan masalah keumatan lainnya.
Inilah isi pidato lengkap Habib Rizieq Shihab, sebagaimana dikutip oleh Hidayatullah.com:
“Pertama-tama saya sampaikan bahwa keluarga juga yang memberi jaminan bersyarat. Pemberi jaminan ini bukan partai politik, bukan kekuasaan, tapi istri saya sendiri, Syarifah Binti Fadhlun Binti Fadhil bin Utsman Bin Yahya.
Semoga saya dan dia (istrinya, red) dengan ketujuah putrinya mendapat ridho Allah, dipanjangkan umur, dalam taat dan ibadah, sehat wal afiat, dijauhkan dari segala bala’ dan musibah, amin.
Apresiasi yang luar biasa kepada rekan-rekan seperjuangan selama saya di tahanan. Luar biasa perjuangan mereka. Tidak hanya memberikan semangat, tetapi untuk selalu berbagi informasi, agar dapat bebas bersyarat ini.
Di antaranya adalah; Syekh Yusuf Martak (Selaku Ketua Umum GNPF, sekaligus Ketua Majelis Syuro PA 212), juga pengurus pusat Front Persaudaraan Islam (FPI), yang dinakodai Buya Al Qurtubi Jaelani.
Hampir seminggu sekali kita rapat rutin, bagaimana bebas berjalan. Tadi ada pertanyaan, mengapa bebas bersyarat ini tidak diumumkan?
Tadi sudah disampaikan oleh Pak Yusuf Martak, karena kita memiliki prosedur dari menit ke menit, detik ke detik, kalau perjalanan ini salah, maka, pembebasan kita bisa batal. Nah, inilah yang kita jaga, agar jangan sampai dalam perjalanan ini kita melakukan pelanggaran.
Sebab apa? jika melakukan pelanggaran ini, saya akan ditangkap tanpa sidang. Dan saya bisa ditahan satu tahun tanpa remisi. Karena itu tolong dimaklumi sehingga para pengacara dan advokat begitu berhati-hati.
Karena itu, setelah shalat Subuh, kami sudah dijemput, langsung dibawa ke rutan Cipinang, di sana kita menyelesaikan semua administrasi.Alhamdulillah, semua lancar.
Ketiga, penghargaan yang sangat tinggi kami sampaikan kepada tim pengacara dan tim hukum yang sudah berjuang habis-habisan.Dari mulai penyidikan, BAP, hingga pelimpahan pada kejaksaan, gelar pengadilan, bahkan Anda tahu, saya divonis 4 tahun penjara.
Bagaimana pengacara berjuang di tingkat banding. Di tingkat banding kita kalah, lalu berjuang lagi di tingkat Kasasi. Akhirnya dari 4 tahun menjadi 2 tahun, sehingga saya bisa mendapatkan bebas bersyarat hari ini.
Karena itu saya sampaikan kepada seluruh Tim Pengacara dan Pembela (ada yang tampil di persidangan, ada pula di belakang panggung yang bermain dalam legal opinion), terima kasih kepada para pembela dan Tim Pengacara, Jazakumullah khairan katsira. Saya juga meminta maaf jika selama proses saya salah kata dan mengomeli, kasar, keras atau banyak hal-hal yang banyak kita tuntut, sehingga pak Aziz pontang-panting bekerja 24 jam.
Keempat, terima kasih kepada seluruh habaib, ulama, kiai dan umat Islam dimana-mana yang tidak henti-henti mengirimkan doa. Sekali lagi, doa-doa yang antum kirimkan, itu semua, menguatkan jiwa kita.
Doa-doa yang antum kirimkan, semua jadi penyejuk jiwa kita. Doa-doa yang awalnya kita jenuh, akhirnya bangkit lagi. Doa bahkan bisa merubah nasib dan ketentuan.
Yang terakhir, ingin kami sampaikan ya Ikhwan, in syaa Allah, saya bersama-sama habaib, para ulama, para kiai, yang selama ini kita berjuang bersama-sama, bahwa kami akan tetap istiqamah berjuang di jalan Allah.
Kita akan tetap menyampaikan yang haq itu haq dan yang batil itu batil. Walaupun seisi dunia mencerca, walaupun kita menghadapi resiko apapun.
Karena amar ma’ruf adalah perintah Allah, dan tidak boleh kita abaikan dengan alasan apapun. Karena itu ingin kami sampaikan saya dan para habaib tidak akan meninggalkan umat dan tidak akan menghianati umat.
Kami, in syaa Allah, akan selalu berjuang bersama umat. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi umat, akan terus berjuang membela hak-hak umat, karena kami adalah umat dan umat adalah kami.
Kami tidak akan bergeser dari itu semua ya Ikhwah! Semoga Allah subhanahu Wata’ala memberikan kemenangan kepada kita semua.
Terakhir, sebagaimana yang pernah saya sampaikan sepulang dari Tanah Suci, ayo kita gaungkan “Revolusi Akhlak”, dengan cara yang berakhlak. Kalau tadi disampaikan oleh Tuan Guru Abah KH Maulana Kamal Yusuf, bagaimana keadaan negeri kita, dimana-mana ada kemungkaran, ada kebohongan sudah membudaya, negeri kita dalam keadaan darurat kebohongan.
Apakah itu darurat kebohongan, apakah itu darurat korupsi, apakah itu darurat utang, apakah itu darurat ekonomi dan lain sebagainya, maka kuncinya, yuk sama-sama kita obati dengan Revolusi Akhlak.
Orang kalau akhlaknya baik tidak akan korupsi, dia tidak akan berbuat dzalim, orang kalau akhlaknya baik tidak akan menyengsarakan rakyat, kalau akhlaknya baik, ia tidak akan merusak negeri, tidak akan menghina agama, tidak menghina Rasul.
Orang yang akhlaknya baik, semua yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Orang yang akhlaknya baik, matanya digunakan untuk melihat pemandangan yang baik, untuk mendengar yang baik, akalnya digunakan untuk berfikir yang baik, tanganya bisa digunakan untuk bekerja yang baik, kakinya digunakan untuk melangkah yang baik.
Kalau akhlaknya baik, yang keluar darinya adalah aneka ragam kebaikan.”*