Hidayatullah.com–Kelihatannya bukan tempat yang memungkinkan untuk memecahkan rekor dunia, tapi pantai sepanjang Jalur Gaza tidak lama lagi akan menjadi tempat ribuan anak Gaza berkumpul untuk mencoba menerbangkan ribuan layang-layang secara bersamaan dari tempat yang sama.
Rekor Guiness menerbangkan layang-layang secara bersamaan dari tempat yang sama, sekarang ini mencapai angka 713.
Acara tersebut diadakan sebagai bagian dari program bermain di musim panas yang merupakan kegiatan rutin bagi anak-anak sekolah selama musim libur akademik tahunan, yang digelar oleh United Nations Relief and Works Agency (UNRWA).
Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 1,5 juta orang, adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Dengan demikian tidak ada halangan untuk memecahkan rekor.
Meskipun sebenarnya hanya 200.000 siswa yang terdaftar di sekolah-sekolah PBB, ada sekitar 240.000 anak yang berpartisipasi dalam program bermain di musim panas. Menandakan program UNRWA ini sangat populer.
Ribuan guru rela melepaskan liburan musim panas mereka untuk ikut ambil bagian dalam program tahunan di musim panas yang ditujukan guna memberikan pengalaman positif kepada anak-anak Gaza.
Tidak seperti di bagian dunia lain, anak-anak dan penduduk Gaza sekarang ini memasuki tahun ketiga di bawah blokade dan kepungan Israel. Dan mereka masih berusaha bangkit dari perang yang terjadi tujuh bulan lalu.
Sementara program musim panas membantu para siswa yang tertinggal pelajarannya. Acara menerbangkan layang-layang akan menjadi sebuah usaha nyata guna mencetak rekor dunia.
The Guinness Book of World Records telah diundang untuk mensahkan usaha tersebut, tapi karena ada himbauan dari pemerintah Inggris agar tidak melakukan perjalanan ke Jalur Gaza, mereka memberikan petunjuk lengkap kepada pihak penyelenggara agar rekor yang akan dibuat bisa diakui.
Pihak penyelenggara mengatakan, mereka akan mengikuti petunjuk itu selengkapnya. Nama setiap anak yang ikut serta akan didaftar dan didokumentasikan.
Acara itu sendiri bukan semata untuk membuat rekor dunia, kata pihak penyelenggara. Mereka mengatakan, acara itu memberi pesan kepada dunia.
“Ada simbol yang agung di mana ribuan anak dari sebuah komunitas yang paling terkungkung di dunia, berduyun-duyun menuju pantai sambil membawa layang-layang indah buatan mereka sendiri. Menunjukkan kepada dunia bahwa mereka juga bisa bersenang-senang seperti anak-anak di belahan dunia lainnya, dan bahkan bisa menjadi nomor satu,” kata Chris Gunness, juru bicara UNRWA.
“Ribuan layang-layang yang mengarungi langit, dengan anak-anak yang menatap ke atas, membiarkan pikiran mereka untuk bangkit dari penderitaan yang mereka rasakan di bawah. Itu adalah simbol pengembaraan menggapai kebahagian, kebebasan, dan pencapaian prestasi,” tambahnya.
Pihak penyelenggara mengatakan, mereka berhasil menginspirasi anak-anak Gaza untuk melihat ke atas menatap langit, tidak peduli apakah rekor Guiness akan berhasil dipecahkan atau tidak.
Selama masa persiapan acara tersebut, mereka mengatakan telah berhasil membantu generasi muda Gaza untuk berani bermimpi seperti anak-anak lainnya, dan membuat mereka sadar bahwa mereka juga bisa menjadi yang terbaik di dunia, meskipun keadaan sepertinya tidak memungkinkan.
Media internasional, termasuk Al-Jazeera, telah diundang untuk menyaksikan, meliput dan mengabadikan acara tersebut. [di/aj/hidayatullah.com]