Hidayatullah.com–Lebih dari 27.000 jamaah Muslim Palestina mengikuti shalat dan khutbah Idul Adha pada Jumat pagi (31/07/2020), menurut Departemen Awqaf Islam di Yerusalem yang diduduki sebagaimana dilaporkan oleh Palinfo.
Warga Palestina dari segala usia berbondong-bondong ke Masjid pada dini hari di hari Idul Adha untuk melakukan shalat Subuh dan shalat Id.
Dalam khutbahnya, Mufti Besar Palestina Syeikh Mohamed Hussein menekankan bahwa Masjid Al-Aqsha adalah tempat suci Islam yang secara eksklusif adalah milik umat Muslim dan bahwa semua upaya ‘Israel’ untuk mendirikan pijakan di Masjid akan ditakdirkan untuk gagal.
Syeikh Hussein juga meminta Palestina untuk merapatkan barisan untuk menghadapi tantangan yang mengancam Yerusalem (Baitul Maqdis), tempat suci dan hak-hak mereka.
Sementara di hari yang sama, Pasukan Pendudukan ‘Israel’ (IOF) telah mencegah ribuan warga Palestina dari melakukan shalat Idul Adha di Masjid Ibrahimi di Kota Tua al-Khalil.
Wali Kota Al-Khalil Tayseer Abu Sneineh mengatakan bahwa IOF melarang masuknya ribuan jamaah Muslim ke Masjid Ibrahimi dan hanya mengizinkan sekitar 35 warga untuk melaksanakan shalat Id dan khutbah di masjid tersebut.
Wali Kota Abu Sneineh mengutuk IOF karena merampas hak warga Palestina untuk beribadah di Masjid Ibrahimi mereka, menggambarkan tindakan Israel sebagai “ilegal dan pembantaian terhadap tempat suci Islam.”
Sebelumnya pada Kamis (30/07/2020), gerakan Hamas telah menyerukan massa Palestina untuk menjadikan Hari Arafah sebagai kesempatan untuk berbaris secara massal ke Masjid Aqsha dan mengintensifkan kehadiran mereka di situs suci selama hari-hari raya Idul Adha.
Dalam pernyatannya, Hamas memperingatkan negara pendudukan ‘Israel’ agar tidak terus-menerus menodai Masjid Aqsha dan berusaha untuk menghakimi dan mengambil bagiannya.
“Bab al-Rahma, aula shalat Marwani, aula shalat Omar, aula shalat Buraq dan Tembok Buraq semuanya adalah bagian tak terpisahkan dari Masjid kita tercinta,” kata Hamas.
Gerakan itu juga mengutuk negara pendudukan itu karena terus menganiaya dan menyerang warga Palestina di Yerusalem, menghancurkan rumah-rumah mereka dan mengenakan pajak terlalu tinggi pada mereka untuk memaksa mereka meninggalkan kota suci.
Hamas menekankan bahwa ‘Israel’ akan membayar mahal jika tidak menghentikan agresi terhadap Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha, dan meminta Organisasi Kerjasama Islam dan Liga Arab untuk memikul tanggung jawab mereka dan melindungi Masjid dan kota suci dari Yahudisasi.*