Hidayatullah.com–Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah menilai, pernyataan Pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, sebagai indikasi kepatuhannya terhadap kebijakan Zionis Israel dan AS.
Mahmoud Abbas dua hari lalu (Ahad,11/10) dalam pidatonya, mengklaim bahwa keputusan menunda pembahasan laporan Richard Goldstone bertujuan menjamin kepentingan bangsa Palestina.
Sebagaimana dilansir Kantor Berita DPA, Jerman, Ismail Haniyah kemarin (Senin,12/10) menilai alasan Abbas tidak dapat diterima dan mengatakan bahwa sejak dulu bangsa Palestina tidak percaya terhadap Otorita Ramallah dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Sementara itu, anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam “Hamas” Muhammad Nazzal, menyebut permintaan penundaan pembahasan “Laporan Goldstone” di Dewan HAM PBB oleh Otoritas Ramallah merupakan skandal.
Dia mengatakan, hal itu merupakan tikaman dari belakang yang dilakukan Otoritas Dayton (Otoritas Ramallah, red) terhadap rakyat Palestina.
Nazzal mengatakan, “Permintaan perwakilan Otoritas Ramallah menunda pemungutan suara di Dewan HAM PBB merupakan aib di kening dia dan atasannya yang memerintahkannya bertindak. Ini salah, melukai hati orang-orang Palestina, Arab, kaum Muslim, orang-orang yang jujur dan bebas di dunia ini.”
Sementara itu, tiga puluh lima organisasi Palestina di Eropa mengecam keras pidato Abbas yang disampaikan Ahad malam (11/10).
Abbas dinilai berupaya lari dari tanggung jawab langsung dalam skandal penundaan “Laporan Goldstone”, yang mengutuk penjajah Zionis atas kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza. Ke-35 organisasi Palestina di Eropa ini mengeluarkan pernyataan bersama, Senin (12/10), yang menyerukan agar Abbas dimakzulkan dari jabatannya atas sikapnya terhadap “Laporan Goldstone”.
Dr. Arafat Madi, koordinator ke-35 organisasi Palestina di Eropa, mengatakan, “Pernyataan Mahmud Abbas dalam pidatonya, yang memberikan pembenaran atas penundaan “Laporan Goldstone”, merupakan pengabaian atas sikap rakyat Palestina di dalam dan di luar negeri, di samping sikap organisasi hak asasi manusia internasional yang telah menyatakan terkejut dan cemas atas sikap Abbas pada laporan tersebut. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]