Hidayatullah.com–Perdana Menteri Otorita Palestina Salam Fayyad dihadapan ratusan aktivis perlawanan Palestina hari Rabu (20/4) menyeru agar komunitas internasional mengawal perlawan tanpa kekerasan.
“Masyarakat internasional harus berkomitmen mempromosikan negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967 dan mendukung rencana pendeklarasian kemerdekan September mendatang,” kata Fayyad saat membuka konferensi perlawanan rakyat Palestina di desa Bil’in, salah satu desa yang menjadi ikon perlawanan bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel.
Dalam pidatonya dihadapan puluhan diplomat internasional dan ratusan hadirin, Fayyad meminta agar dunia internasional melakukan aksi atas penangkapan Bassem dan Naji Tamimi, tokoh pemimpin komite rakyat di An-Nabi Saleh, oleh Israel pada bulan Maret lalu.
An-Nabi Saleh dan Bil’in adalah dua desa dari banyak perkampungan rakyat Palestina di Tepi Barat yang rutin melakukan aksi protes setiap hari Jum’at guna menentang perampasan tanah mereka dan pembangunan tembok-tembok pemisah oleh Israel.
Konferensi diikuti oleh berbagai organisasi perlawanan rakyat Palestina dan organisasi internasional. Perwakilan dari negara seperti Inggris, Spanyol, Italia, Belgia, Rumania, Polandia dan Austria serta Uni Eropa bergabung dengan aktivis-aktivis lokal seperti Abdallah Abu Rahmah.
Abu Rahmah merupakan koordinator dari Komite Rakyat Bil’in Menentang Tembok Pemisah dan Pemukiman Yahudi. Ia dibebaskan oleh Israel dari penjara setelah dikurung selama 16 bulan, atau tidak lama sebelum penangkapan Bassem Tamimi.
Konferensi tiga hari itu akan membahas strategi dan taktik perlawanan tanpa kekerasan, peran wanita dalam aksi demonstrasi dan pelajaran yang bisa diambil dari revolusi Tunisia dan Mesir.
Dalam acara pembukaan ditampilkan rekaman video dari Pelabuhan Gaza yang menampilkan peluncuran “perahu perdamaian” yang akan mendampingi para nelayan Gaza dan melaporkan berbagai pelanggaran HAM di laut, oleh Jaber Wishah dari Pusat HAM Palestina.*