Hidayatullah.com–Mesir telah mengirim 65 ton bantuan medis ke negara tetangga Gaza setelah sepekan serangan “‘Israel’”. Serangan Zionis ‘Israel’tercatat menewaskan lebih dari 200 warga Palestina dan ratusan lainnya terluka, kata pejabat kesehatan, lansir The New Arab.
Dengan rumah sakit di Gaza kewalahan oleh pasien, persediaan bedah penting termasuk perawatan luka bakar spesialis serta “ventilator, tangki oksigen (dan) jarum suntik”, kata Menteri Kesehatan Hala Zayed Senin (17/05/2021) malam.
Presiden Abdul Fattah al-Sisi pada hari Ahad (16/05/2021) memerintahkan penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir – satu-satunya titik perbatasan kantong yang tidak dikendalikan oleh ‘Israel’- untuk memungkinkan warga Gaza yang terluka dirawat di rumah sakit Mesir dan untuk mengirimkan bantuan.
Sumber di Rafah pada hari Selasa (18/05/2021) mengatakan bahwa 26 truk makanan telah dikirim ke Gaza, dengan 50 ambulans siap mengangkut korban luka. Mesir mengatakan akan membuat ruang di 11 rumah sakit dengan lebih dari 900 tempat tidur.
‘Israel’meluncurkan kampanye udaranya di Jalur Gaza pada 10 Mei sebagai tanggapan atas tembakan roket dari penguasa kantong, kelompok Islam Hamas, yang terjadi setelah kekerasan polisi terhadap warga Palestina di Yerusalem timur yang dicaplok ‘Israel’.
Serangan udara ‘Israel’telah menewaskan 213 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.400 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. PBB mengatakan hampir 40.000 warga Palestina telah mengungsi dan 2.500 kehilangan rumah mereka.
Serangan telah melumpuhkan satu-satunya laboratorium pengujian Covid-19 di Gaza, kata kementerian kesehatan wilayah itu.
Sekutu ‘Israel’
Satu-satunya perbatasan paling dekat dengan Jalur Gaza adalah Mesir. Perlintasan Rafah, adalah satu-satunya pintu masuk ke Gaza yang tidak dikuasai ‘Israel’, yang sebetulnya lewat jalur ini warga Gaza lebih bisa hidup layak dan mampu bertahan lebih kuat melawat penjajah.
Sayangnya, Rezim Mesir yang dipimpin Abdul Fattah al-Sisi adalah pendukung setia ‘Israel’ yang ikut andil membatasi gerakan warga Gaza. Hal ini berbeda terbalik dengan masyarakat nya yang berharap membebaskan Palestina dari penjajahan. Sejak serangan udara penjajah, perbatasan hanya digunakan konvoi 15 truk pengangkut bahan bakar dan 18 truk bermuatan makanan dan obat-obatan memasuki wilayah tersebut.
Syeikh Ahmad al-Tayyib, Imam Besar al-Azhar, lembaga keagamaan paling berpengaruh di dunia, menyerukan untuk mendukung Palestina dalam menghadapi serangan penjajah. “Saya menyerukan rakyat dan para pemimpin dunia untuk mendukung rakyat Palestina yang damai dan tertindas di penyebab yang sah dan hanya mereka terhadap pulih hak mereka, tanah mereka dan tempat-tempat suci mereka,” kata Syeikh al-Tayyib menulis di Twitter.
Mantan mufti Mesir, otoritas agama tertinggi, Ali Jumah menyerukan pembebasan Baitul Maqdis (Yerusalem). “Pengkhianatan kami atas Yerusalem akan menjadi tindakan terkutuk,” kata Jumah.*