Hidayatullah.com | Sahabat al Aqsha | 972Mag–Pada hari Sabtu malam, Channel 2 News, program televisi ‘Israel’ yang paling banyak ditonton dan paling berpengaruh, menyiarkan tema mengenai boikot terhadap ‘Israel’. Tema tersebut disiarkan selama 16 menit pada jam 8 malam di acara dengan rating tertinggi.
Hal mengesankan dari siaran tersebut selain durasinya yang panjang dan mencolok, juga tidak menyalahkan gerakan boikot.
Justru, Dana Weiss, sang pembawa acara, mengatakan bahwa tindakan boikot terhadap ‘Israel’ menyebar dengan cepat karena penjajahan ‘Israel’. Sehingga menurut Weiss, satu-satunya solusi menghentikan boikot terhadap ‘Israel’, yang semakin terasa dampaknya bagi ‘Israel’, adalah dengan menghentikan penjajahan.
Di antara bintang tamu yang hadir, manajer Shamir Salads, mengatakan ia merugi sebanyak 115.000-143.000 dolar sebulan sejak boikot produk ‘Israel’ terjadi di Palestina dan Eropa. “Menurut saya, boikot ini akan menyebar dari Tepi Barat ke tempat-tempat lain.”
Kesaksian paling dramatis diungkapkan oleh Daniel Reisner, seorang pengacara firma hukum Herzog Fox Neeman yang memberi saran kepada ‘korban’ dari pemboikotan produk ‘Israel’.
Menurut Reisner, “Perusahaan yang menjadi ‘korban’ pemboikotan berlaku bagaikan korban pemerkosaan. Mereka tidak mau siapa pun tahu kondisi mereka. Banyak bisnis di ‘Israel’ yang kehilangan kontrak dan investor asing karena kampanye boikot yang semakin menyebar.”
Prof. Shai Arkin, wakil presiden riset dan pengembangan Universitas Hebrew, mengatakan bahwa beasiswa bagi mahasiswa ‘Israel’ banyak yang ditolak universitas asing karena di resume mereka tertulis pernah tergabung dalam militer ‘Israel’.
Ketika Weiss bertanya kepada duta besar Uni Eropa di ‘Israel’, Lars Faaborg-Andersen, “Jika ‘Israel’ mengubah kebijakannya, apakah boikot ini akan berakhir?” Duta besar Uni Eropa itu menjawab, “Ya. Ini adalah tentang kebijakan ‘Israel’. Jika penjajahan terus meluas, ‘Israel’ akan semakin terisolasi.” *