Hidayatullah.com—Ketika banyak orang di seluruh dunia mengecam tindakan Zionis-Israel mengebom Gaza, Palestina, Amerika Serikat (AS), diwakili Presiden Barrack Obama justru ikut menyetujui pembantaian ini.
Hari Jumat (11/07/2014), Obama menyempatkan menelpon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan mengaku bersimpati atas tewasnya tiga serdadu remaja Israel serta meninggalnya remaja Palestina, Mohammad Hussei Abdul Khidir (17).
Namun di sisi lain, ia seolah membenarkan kebrutalan Zionis-Israel dalam membom Gaza yang hingga saat ini telah memakan korban sebanyak 124 orang dan lebih 900 orang luka.
“Amerika Serikat tetap siap memfasilitasi penghentian permusuhan, termasuk kembali pada kesepakatan gencatan senjata November 2012, ” demikian pernyataan jurubicara Gedung Putih dikutip The Times of Israel’s Daily.
Obama menegaskan bahwa AS mengecam serangan roket yang dilakukan pejuang Hamas ke Israel. Dia menuturkan Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri melawan serangan ini.
“Aku akan mengingatkan yang bersalah dalam hal ini adalah hamas dan tanpa pandang bulu mereka melancarkan serangan terhadap Israel, “ ujar jurubicara Gedung Putih, Jen Psaki.
Sementara itu, niat baik AS ditolak oleh Netanyahu yang mengesampingkan gencatan senjata. Netanyahu mengatakan gencatan senjata tidak ada dalam agendanya.
Perdana Menteri (PM) Israel itu bahkan mengabaikan tekanan dunia internasional atas ulahnya yang telah menyebabkan ratusan korban wanita dan anak-anak di Gaza.
Ia sempat mengatakan ‘tekanan internasional tidak akan menghentikan Israel dari melakukan serangan balasan atas “teroris” yang menyerang kami, ’ demikian ujarnya dikutip www.middleeasteye.ne, Jumat kemarin.*