Hidayatullah.com–Tiga warga ‘israel’ dari kelompok sayap kanan didakwa pada hari Senin kemarin dengan tuduhan membakar ruang kelas di sekolah Arab-Yahudi yang telah menjadi simbol koeksistensi di Yerusalem.
Dirilis Arab News pada Selasa (16/12/2014) agen kontraspionase Shin Bet atau dikenal dengan nama The ‘israel’ Security Agency (ISA) mengatakan bahwa Nahman (20 tahun), Shlomo Twito (20 tahun) dan Yitzhak Gabai (22 tahun), adalah anggota dari Lehava, sebuah kelompok yang menentang hubungan pribadi atau bisnis antara orang Yahudi dan orang Arab.
Menurut surat dakwaan, ketiga pemuda itu membakar ruang kelas di sekolah itu bulan lalu dan menyemprot cat grafiti menuliskan pesan-pesan anti-Arab di dinding halaman sekolah itu. Mereka membakar ruang kelas dan menyemprot cat di luar jam sekolah.
Dua bersaudara Nahman dan Twito yang tinggal di sebuah pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Ketiga pemuda itu yang tinggal di sebuah pemukiman di Tepi Barat yang diduduki, Gabai dan Yerusalem, dibawa ke pengadilan dalam keadaan tangan diborgol dan cengengesan (tertawa) seolah tak bersalah. Mereka tidak berkomentar dan tidak diminta untuk mengajukan pembelaan.
Lebih dari 600 siswa dari pra-sekolah sampai SMA belajar di sekolah tersebut. Jumlah siswa di tiap kelas dibagi rata antara yang berdarah ‘israel’ dan Palestina, dengan pelajaran-pelajaran yang disampaikan dalam bahasa Arab dan Ibrani.
Shin Bet mengatakan Lehava mengajarkan ideologi mendiang Meir Kahane, seorang anggota kelompok sayap kanan, rabi kelahiran AS yang menang dalam pemilihan anggota parlemen ‘‘israel’’ pada tahun 1984 dan menganjurkan pengusiran warga Palestina dari negara ‘‘israel’’ dan wilayah-wilayah pendudukan.
Disebut sebagai rasis dan tidak demokratis oleh ‘‘israel’’, kelompoknya Kahane dilarang terjun dalam dunia politik pada tahun 1988. Dua tahun kemudian, Kahane dibunuh di New York oleh seorang penembak berkebangsaan Mesir-Amerika.
Sementara itu, polisi ‘israel’ mengatakan pada Senin kemarin bahwa delapan warga Palestina di Yerusalem timur yang diduduki telah ditangkap karena melakukan tindak kekerasan anti-Yahudi dengan memposting di internet.
Delapan orang itu ditahan minggu lalu karena “menghasut kebencian, kekerasan dan terorisme” terhadap orang Yahudi dan pasukan keamanan ‘israel’, sebagian besar dengan pesan dan video di Facebook, kata seorang juru bicara polisi ‘israel’.*