Hidayatullah.com–Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, hari Kamis, mengerahkan ribuan warga dan tokoh agama Yahudi untuk berdoa di Tembok Barat, Yerusalem (Baitul Maqdis), agar kekeringan di wilayah itu segera berakhir dan hujan segera turun.
“Saya meminta publik untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dan agar membawa payung karena kita akan membuka gerbang Surga,” kata Ariel dikutip timesofisrael.com.
Sementara itu, para rabbi Yahudi, dikutip Haaretz, juga menyebutkan, ada ketakutan luar biasa dari kekeringan dan memerintahkan masyarakat dan ‘semua sinagog Nasional melakukan doa pengampunan dan meminta hujan’. Dua rabi terkenal yang ikut berdoa adalah David Lau dan Yitzhak Yosef.
Baca: Allah Turunkan Kebakaran Hebat di Israel 4 Hari Pasca Larangan Adzan
Sekitar seribu orang rabi dan jamaahnya ikut dikerahkan berdoa di Tembok Barat di daerah Kota Tua di Yerusalem (Baitul Maqdis), yang menjadi tempat warga Yahudi untuk berdoa, membaca doa khusus guna mengakhiri kekeringan.
Israel mengalami kekeringan parah selama lima tahun terakhir menyebabkan negara palsu ini kekurangan pasokan air.
Kondisi Sungai Yordania, yang menjadi salah satu sumber air di Israel, semakin menyusut dengan debit air hanya mencapai 30 juta kubik meter per tahun. Ini kurang dari seperempat dari debit air tertingginya. Menurut media lokal, ahli meteorologi Israel memprediksi pada Desember ini kondisi bakal lebih kering selama musim dingin.
Musibah kekeringan terburuk selama 40 tahun terakhir di wilayah itu, mengancam daerah subur membuat pemerintah penjajah dan petani mengalami penderitaan paling berat.
“Karena ada kekurangan teknologi, Menteri Pertanian Israel menempuh solusi tidak konvensional untuk mengatasi kekurangan air,” begitu dilansir The Guardian, Jumat, 29 Desember 2017.
Langkah Ariel Ariel, yang merupakan penganut Yahudi Ortodoks, menimbulkan kritikan, yang menyebutkan menteri harus menangani krisis dengan lebih banyak bertindak.
Kekeringan di Israel berdampak signifikan pada komunitas petani dan menyebabkan negara ini tergantung pada desalinasi tanaman di pesisir Mediterania.
“Kami secara signifikan mengurangi biaya air, kami melakukan banyak penelitian tentang bagaimana menghemat air pada tanaman yang berbeda, tetapi doa sangat membantu,” jelas Ariel, yang BBC.
Koran Yedioth Ahronoth menulis: “Doa bukan sesuatu yang buruk, tetapi menteri harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi (masalah) yang lebih membumi” – seperti mempromosikan kebijakan untuk mengurangi perubahan iklim, kritik media tersebut.*