Hidayatullah.com-Penjajah Zionis menggunakan teknologi terbaru untuk menargetkan terowongan bawah tanah yang dibangun Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyah (Gerakan Perjuangan Islam/Hamas) di Gaza sebagai aksi balasan atas sebuah ledakan IED di perbatasan pada hari Sabtu.
Militer Israel melakukan serangan udara, menghancurkan fasilitas bawah tanah di Jalur Gaza, menghancurkan sebuah terowongan terpisah ujar Israel hari Ahad.
Faksi Palestina hari Ahad memperingatkan terhadap eskalasi agresi Israel di Gaza, karena khawatir bahwa ketegangan baru-baru ini dapat memicu konflik baru, kutip www.alaraby.co.uk.
Juru bicara Hamas Fawzy Barhoum menggambarkan terorisme Israel sebagai tidak bertanggung jawab dan mendesak Israel untuk menanggung konsekuensinya.
“Tindakan mereka tampak seperti upaya untuk menakut-nakuti semua orang Palestina. Percayalah bahwa kita tidak pernah takut, “katanya.
Baca: 7 Pejuang Palestina Gugur Setelah Israel Ledakkan Terowongan
Fawzi juga mengatakan hari Ahad bahwa eskalasi Israel tidak akan “mencapai apa-apa” selain memberikan insentif kepada rakyat Palestina untuk “menantang dan menghadapi” pendudukan tersebut.
Dia menambahkan bahwa Israel harus mengakhiri pengepungan atas Jalur Gaza yang banyak mengakibatkan penderitaan rakyat.
Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus mengatakan, terowongan baru yang sedang dibangun oleh Hamas, digali untuk dihubungkan dengan selatan wilayah Palestina.
Terowongan baru tersebut belum sampai ke wilayah penjajah Israel dan berada dalam jarak beberapa ratus meter dari pagar perbatasan, dekat Kerem Shalom yang melintasi dan di daerah Kota Rafah di Jalur Gaza, katanya.
Terowongan yang lebih tua itu “sebagian” mencapai wilayah Israel, namun telah ditemukan pada tahun 2014 dan terputus. Menurut Conricus, pekerjaan Hamas baru-baru ini adalah upaya untuk menghubungkan dengan bagian terowongan yang lebih tua yang “mereka pikir masih bisa digunakan.”
Israel telah memantau pekerjaan sebelum operasi tersebut, kata Conricus.
Pada tanggal 17 Februari, empat tentara Israel terluka oleh sebuah alat peledak di perbatasan, yang memicu pembalasan militer Zionis secara intens.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut, namun Israel telah menahan Hamas yang bertanggung jawab sebagai secara de facto di daerah kantong Palestina.
Penjajah Israel dan pejuang Palestina di Gaza telah bertempur dalam tiga perang sejak 2014. Jalur tersebut berada di bawah blokade Israel selama sekitar satu dekade.
Selama ini, terowongan sebagai satu-satunya tempat aman warga Gaza memasukkan barang-barang kebutuhan hidup sejak Israel memblokade darat dan laut.*