Hidayatullah.com–Sebagian besar negara Eropa menolak undangan untuk menghadiri pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem. AS akan membuka kedutaannya di Yerusalem (Baitul Maqdis) pada esok hari, kutip Sputnik Ahad, (13/05/2018).
Negara-negara Eropa seperti Jerman, Polandia, Portugal, Swedia dan Irlandia telah memutuskan menolak hadir dalam pembukaan kedutaan itu.
Sedangkan Bulgaria, yang sebelumnya menerima undangan itu, memutuskan untuk berpikir ulang untuk hadir atau tidak dalam pembukaan kedutaan.
Baca: AS Mengirim Undangan untuk Pembukaan Kedutaan di Baitul Maqdis
Sementara itu, negara Eropa yang memutuskan hadir dalam pembukaan itu adalah Austria, Romania, Ceko dan Hungaria. Keempat negara itu bertentangan dengan sikap Uni Eropa (UE) yang menolak pemindahan kedutaan.
Selain negara-negara besar Eropa, sejumlah sekutu AS di wilayah lainnyapun turut menolak undangan itu, salah satu diantaranya adalah Australia. Meksiko dan Rusia juga turut menolak undangan untuk menghadiri pembukaan kedutaan.
Sebelumnya, putri sekaligus penasihat Presiden AS, Donald Trump yakni Ivanka Trump bersama sang suami, Jared Kushner yang juga merupakan penasihat Trump dilaporkan akan menghadiri pembukaan kantor Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Wakil Menteri Luar Negeri John Sullivan akan memimpin delegasi yang akan mencakup Ivanka Trump, Jared Kushner, Menteri Keuangan, Steven Mnuchin dan Duta Besar AS untuk Israel. David M. Friedman. Jason Greenblatt utusan khusus Presiden AS untuk perdamaian Timur Tengah dilaporkan akan turut hadir dalama acara itu.
Pemindahan kedutaan ini sendiri ditentang keras oleh negara-negara Islam. Termasuk Indonesia, Turki dan sejumlah Negara Teluk.
Baca: Paraguay Memindahkan Kedutaannya di Israel ke Baitul Maqdis
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menegaskan Turki akan terus membela Palestina meski semua negara lain memilih untuk diam.
“Keputusan AS ini salah,” kata Mevlut Cavusoglu, berbicara di Istanbul di Forum Jurnalis Arab seperti dikutip dari Anadolu, Ahad (13/5/2018).
“Kami perlu mengambil sikap bersama terhadap keputusan yang salah ini. Kami melihat beberapa keraguan dalam Liga Arab baru-baru ini, yang merupakan kesalahan,” imbuhnya.*