Hidayatullah.com–Pemimpin Hamas di Jalur Gaza menyebut gencatan senjata antara kelompok perlawanan Palestina dan ‘Israel’ adalah kesepakatan yang rapuh.
Sikap entitas Zionis ‘Israel’ akan menentukan masa depan gencatan senjata, ujar pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, kepada Anadolu Agency pada Kamis (27/05/2021).
“Jika negara pendudukan menghentikan setiap serangan di masa depan di Masjid Al-Aqsha, Yerusalem dan orang-orang kami di sana, gencatan senjata akan berlanjut,” kata Sinwar.
“Jika penjajah menodai Masjid Al-Aqsha lagi atau memaksa orang-orang kami di lingkungan Syeikh Jarrah untuk meninggalkan rumah mereka – ulangi apa yang mereka lakukan sebelumnya, gencatan senjata akan dilanggar,” dia memperingatkan.
Sinwar mendesak masyarakat internasional untuk menekan pemerintah Tel Aviv agar mematuhi hukum internasional dan menghentikan serangannya terhadap Yerusalem, Masjid Al-Aqsha, dan Palestina.
Menuduh Israel melakukan “pembantaian” dan “kejahatan terhadap kemanusiaan” selama serangan ke Gaza terakhir, Sinwar mengatakan mereka siap untuk melakukan segala jenis pengorbanan untuk melindungi Yerusalem dan Al-Aqsha.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara kelompok perlawanan Palestina dan ‘Israel’ mulai berlaku Jumat lalu, mengakhiri siklus pertempuran terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak 13 April, provokasi terus terjadi di seluruh wilayah pendudukan dengan agresi ‘Israel’ dan pembatasan terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsha, dan keputusan pengadilan ‘Israel’ untuk mengusir 12 keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim haram Yahudi Israel.
Ketegangan bergeser ke Gaza pada 10 Mei, yang mengarah ke konfrontasi militer antara pasukan Zionis ‘Israel’ dan kelompok perlawanan Palestina di mana pesawat tempur ‘Israel’ menyebabkan skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah pendudukan.
Setidaknya 254 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.900 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Gaza, menurut petugas medis Palestina. Setidaknya 31 warga Palestina juga tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Tiga belas orang pemukim haram Yahudi ‘Israel’ tewas oleh tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik ‘Israel’-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap Yerusalem Timur, yang sekarang diduduki oleh ‘Israel’, pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu “Kuil Gunung,” mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Sejak 2003, Zionis telah mengizinkan pemukim haram Yahudi memasuki kompleks hampir setiap hari.=
‘Israel’ menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Entitas Zionis kemudian mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.