Hidayatullah.com–Kementerian Urusan Tahanan dan Eks-tahanan Palestina, pada hari Selasa (30/07/2013) mengatakan bahwa Zionis Israel menahan 5.100 orang Palestina dan Arab di 17 penjara dan kamp penahanan. Demikian diberitakan Saudi Gazette, Rabu (31/07/2013).
Kementerian yang menyampaikan pernyataan pada kesempatan dimulainya kembali pembicaraan damai antara Otoritas Palestina (PA) dan Israel juga menyebutkan, 537 tahanan sedang menjalani hukuman seumur hidup.
Ia menambahkan bahwa Abdullah al-Barghouti, anggota gerakan Hamas, sedang menjalani 67 macam hukuman seumur hidup dan tambahan 250 tahun karena dituduh mendalangi serangan bom yang menewaskan 67 orang Israel.
Zionis Israel juga menahan 250 anak, terutama di penjara Majido, Sharon, dan Offer. Juga terdapat 14 tahanan perempuan di penjara-penjara Israel.
Kementerian itu mengatakan, 13 legislator Palestina sedang berada di balik jeruji besi Zionis, termasuk anggota Komite Sentral Fatah, Marwan al-Barghouti, Sekretaris Jenderal Front Perjuangan untuk Pembebasan Palestina (PFLP), Ahmad Sa’adat, dan pemimpin Hamas di Tepi Barat, Hassan Yousef.
Zionis menahan 104 orang yang ditangkap sebelum penandatanganan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993, sebagian besar dari mereka menjalani hukuman seumur hidup atas serangan terhadap Israel.
Palestina telah menyampaikan persyaratan dimulainya kembali pembicaraan perdamaian, yang terhenti pada tahun 2010, berupa penghentian pembangunan pemukiman, pembebasan 104 tahanan, dan negosiasi berdasarkan perbatasan tahun 1967.
Menurut kementerian itu, 1400 tahanan saat ini menderita sakit, 18 di antaranya menderita kanker, kelumpuhan, diabetes, kebutaan, dan tekanan darah tinggi, serta membutuhkan perawatan medis khusus, yang pemerintah Israel menolak melakukan perpanjangannya.
Pernyataan itu mengatakan, 204 tahanan meninggal di penjara-penjara Israel sejak pendudukan wilayah Palestina dalam perang Juni 1967 karena penyiksaan dan kelalaian medis.
Kementerian juga menyampaikan, 11 tahanan Palestina dan Arab sedang mengadakan aksi mogok makan menentang penahanan mereka di penjara-penjara Zionis.
Pada hari Minggu, kabinet pimpinan Benyamin Netanyahu melakukan pemungutan suara guna pembentukan tim menteri untuk meneliti orang-orang Palestina yang akan dibebaskan, dengan 13 menteri pendukung langkah-langkah itu, tujuh menentang, dan dua abstain.
Keputusan membebaskan para tahanan secara luas ditentang oleh kelompok yang suka berperang di Israel, politisi sayap kanan, serta beberapa anggota keluarga korban. Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon mengatakan, menteri yang memilih pembebasan tahanan mengambil keputusan antara “keputusan yang buruk dan keputusan terburuk.”
Radio Angkatan Darat Israel mengatakan, tim yang akan mengawasi pembebasan para tahanan akan terdiri dari Netanyahu, Ya’alon, Menteri Kehakiman dan Kepala Perunding Tzipi Livni, dan Menteri Ilmu Pengetahuan (mantan Kepala Shin Bet) Ya’akov Perry.
Menurut laporan itu, para tahanan akan dibebaskan secara bertahap dalam beberapa kelompok, dan kelompok pertama akan dilakukan awal Agustus.*