Hidayatullah.com—Para pejuang Hamas meluncurkan serangan roket dari Gaza menargetkan ‘Israel’, yang kemudian membalas dengan serangan udara Kamis pagi, dengan situasi tegang menjadi yang terburuk sejak perang 11 hari pecah tahun lalu. Roket yang diluncurkan dari Gaza jatuh di sebuah taman di kota Sderot, ‘Israel’ selatan Rabu sore.
‘Israel’ menanggapi serangan roket dengan meluncurkan serangan di bagian tengah Gaza pada tengah malam, menurut sumber dan saksi keamanan. Hal ini memicu peluncuran setidaknya empat roket oleh kelompok Hamas dari wilayah yang terkepung.
‘Israel’ mengklaim, jetnya menargetkan pangkalan militer dan kompleks terowongan yang “mengandung bahan kimia mentah yang digunakan untuk memproduksi mesin roket”. Hamas, mengatakan pihaknya menembakkan beberapa roket yang ditujukan ke peﷺ at ‘Israel’.
Serangan balik itu terjadi hampir sebulan setelah kekerasan mematikan meletus di ‘Israel’ dan Palestina, yang terkonsentrasi di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem. Beberapa jam sebelum serangan diluncurkan, polisi ‘Israel’ memblokir pengunjuk rasa garis keras dari kelompok nasionalis Yahudi yang mendekati daerah Kota Tua yang berpenduduk Muslim di timur Yerusalem yang bertujuan untuk mencegah kekerasan lanjutan, dimana dalam empat minggu ini merenggut nyawa sedikitnya 36 orang.
Sebelumnya, AFP dalam laporan lain mengklaim roket pertama ditembakkan oleh pejuang Hamas dari Jalur Gaza dengan insiden yang terjadi ketika pengunjuk rasa ultra-nasionalis Yahudi mendekati daerah berpenduduk Muslim di Kota Tua Baitul Maqdis (Yerusalem).
Tahun lalu, ultra-nasionalis yang sama melakukan pawai ketika pejuang Hamas meluncurkan serangan roket ke ‘Israel’, memicu perang 11 hari. Lebih dari 1.000 pengunjuk rasa ultra-nasionalis yang mengibarkan bendera ‘Israel’ berkumpul pada sore hari, mendorong polisi untuk mencegah orang mencapai Gerbang Damaskus, pintu masuk utama ke tempat-tempat ibadah Muslim.
Para pengunjuk rasa menyuarakan dukungan untuk anggota parlemen sayap kanan Itamar Ben Gvir, seorang politisi oposisi yang kontroversial. Beberapa pengunjuk rasa meneriakkan ‘Matilah orang Arab!”.*