Hidayatullah.com—Pendakwah internasional asal India Dr. Zakir Naik, yang telah lama menjadi sorotan global, memberikan penjelasan terbuka mengenai tuduhan ekstremisme dan terorisme yang disematkan padanya oleh pemerintah India sejak tahun 2016.
Dalam wawancara dengan dengan dr. Ricard Lee, MARS di saluran YouTube berjudul “PODCAST PERTAMA DR. ZAKIR NAIK DI DUNIA?!”,, ia membongkar alasan mengapa dirinya dianggap sebagai ancaman bagi India, terutama oleh kalangan politikus nasionalis yang resah terhadap popularitasnya yang lintas agama.
Menurut dai kelahiran 18 Oktober 1965 di Mumbai ini, masalah bermula ketika ceramah-ceramahnya yang awalnya ditujukan untuk kalangan Muslim juga mulai menarik perhatian umat non-Muslim, khususnya penganut Hindu, yang merupakan mayoritas di India.
“Kalau saya hanya populer di kalangan Muslim, tidak akan ada masalah dengan pemerintah. Tapi non-Muslim, khususnya umat Hindu, mulai mencintai saya,” ungkapnya.
“Banyak yang berkata: ‘Dalam 40 tahun hidup saya, saya tidak pernah belajar tentang Hindu seperti yang saya pelajari dalam dua jam ceramah Anda,’” ujarnya mengutip pendapat warga India.
Popularitas inilah yang menurutnya membuat pihak-pihak tertentu merasa terancam. Ribuan orang Hindu menghadiri ceramahnya, bahkan banyak di antara mereka yang memeluk Islam setelah mendengar penjelasannya.
Pemerintah India yang saat itu dipimpin oleh kelompok nasionalis Hindu kemudian mulai melabeli ceramah-ceramahnya sebagai provokatif dan membahayakan keamanan nasional.
“Saya menyebarkan Islam, dan orang-orang mulai menerima kebenarannya. Pemerintah tidak suka itu. Maka mereka mulai membuat tuduhan… padahal saya tidak pernah menyentuh senjata, saya hanya menyentuh hati orang dengan ilmu,” tegasnya.
Bahaya bagi India?
Dr. Zakir dinilai ‘berbahaya’ bukan karena tindakan kekerasan, tetapi karena pengaruh intelektual dan massanya yang luas, yang tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah. Sebagai pendakwah, ia rutin tampil di saluran televisi satelit Peace TV yang mengudara 24 jam dalam empat bahasa: Inggris, Urdu, Bangla, dan Arab.
“Peace TV English memiliki sekitar 100 juta penonton, Urdu 80 juta, Bangla 50 juta, dan Arab 20 juta,” terangnya. “Total penonton kami sekitar 250 juta di seluruh dunia,” tambah dia.
Selain televisi, ia juga aktif di media sosial. Di Facebook, ia memiliki lebih dari 24 juta pengikut, sementara kanal YouTube-nya melampaui 4 juta pelanggan.
Dengan jangkauan global seperti itu, Dr. Zakir menjadi tokoh yang bukan hanya berpengaruh di India, tetapi juga di dunia Muslim internasional. Ia dikenal mampu menjawab pertanyaan lintas agama secara lugas, berbasis dalil, dan sangat rasional.
Hijrah dan Meninggalnya Semua Kekayaan
Akibat tekanan politik dan ancaman hukum di India, Dr. Zakir memutuskan untuk berhijrah dari India pada tahun 2016. Ia meninggalkan semua aset, properti, dan jaringan dakwah yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
“Saya tinggalkan semua harta saya. Saya pernah berdoa: ‘Ya Allah, biarkan hartaku dan nyawaku menjadi pengorbanan di jalan-Mu.’ Allah kabulkan setengahnya — hartaku sudah aku tinggalkan, dan nyawaku masih aku jaga untuk terus berdakwah,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Meski nilai total kekayaan tidak pernah diumumkan secara resmi, diketahui bahwa ia memiliki sejumlah usaha pribadi di bidang teknologi, pendidikan, dan kendaraan mewah. Ia menyatakan tidak pernah menggunakan satu sen pun dari dana dakwah untuk kehidupan pribadinya.
“Saya punya sembilan sampai sepuluh usaha bisnis pribadi. Tapi saya tidak mengambil gaji dari dakwah. Saya tidak pernah dibayar untuk ceramah, tidak pernah minta tiket pesawat dibayari,” tegas , penerima King Faisal International Prize for Service to Islam (2015) – Penghargaan bergengsi dari Arab Saudi.
Dukungan Dunia Muslim
Meski diusir pemerintah Idnaia, Dr. Zakir mengaku banyak ditawari pemerintah negeri Muslim untuk bisa tinggal. Ia mengaku mendapat undangan dari lebih dari 15 negara, termasuk Qatar, Arab Saudi, dan Turki.
Namun pilihannya jatuh pada Malaysia, yang menurutnya adalah negara terbaik untuk hidup sebagai Muslim saat ini.
“Malaysia adalah negara yang tidak dikuasai negara asing, Islam adalah agama resmi, dan saya bisa menyuarakan dukungan untuk Palestina secara terbuka,” katanya.
Komunitas Muslim global, khususnya dari Asia Tenggara, memberikan dukungan moril dan spiritual yang besar kepada Dr. Zakir. Ia sering diundang ke Indonesia, Bangladesh, dan negara-negara Afrika untuk memberikan ceramah langsung maupun daring.
Hidup Sederhana dan Dakwah Global
Meski tinggal di Malaysia, aktivitas dakwah Dr. Zakir tidak pernah berhenti. Dalam setahun, ia bisa bepergian ke 15 negara, dan saat tidak bepergian, ia mengadakan sesi tanya jawab mingguan secara daring yang disebut “Ask Dr. Zakir”.
Dalam satu sesi, ia menerima hingga 20.000 pertanyaan, yang kemudian disaring oleh timnya. Ceramah-ceramah ini kemudian disiarkan di berbagai platform selama 24 jam, tanpa henti.
Di balik pengaruh dan keberhasilan bisnisnya, Dr. Zakir memilih untuk menjalani kehidupan pribadi yang sangat sederhana.
“Saya tinggal di apartemen biasa di Putrajaya. Saya dan istri hanya menghabiskan sekitar 500 dolar per bulan (sekitar Rp 8 juta),” katanya.
“Saya bisa beli Rolls-Royce kalau mau, tapi saya pilih pakai Toyota. Saya ingin mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad, yang hidup sederhana dan memberi sebanyak-banyaknya,” ujarnya kepada Ricard Lee.
Pertengan Juni 2025 ini dr Zakir akan datang ke Indonesia dalam acara Acara bertema “Dr Zakir Naik Indonesia Lecture Tour 2025” yang bakal dihadir ratusan ribu penonton.
Menurut informasi dari situs resmi DZN Indonesia, jadwal ceramah Dr. Zakir Naik adalah sebagai berikut:
• 14 Juni 2025: Stadion Teladan, Medan
• 19 Juni 2025: Stadion Gelora Wijaya, Palembang
• 21 Juni 2025: Lapangan Tambak Sari, Surabaya
• 22 Juni 2025: Stadion Gajayana, Malang
• 25 Juni 2025: Stadion Manahan, Solo
• 28 Juni 2025: Stadion Pakansari, Bogor *