Hidayatullah.com – Dewan Nasional Pencegahan Bunuh Diri di ‘Israel’ memperingatkan adanya “gelombang masalah mental” dan meningkatnya kasus bunuh diri terkait perang.
“Jumlah pasien di pusat-pusat krisis dan kesehatan mental mengalami peningkatan sebesar 40% dalam satu tahun terakhir,” ujar kepala Dewan Nasional Pencegahan Bunuh Diri Gil Zaltsman, melansir Al-Mayadeen pada Rabu (04/12/2024).
Zaltsman menyarankan pengurangan akses senjata api di antara para pemukim dan memperketat perizinan senjata api.
Dia juga mengusulkan kenaikan gaji terapis dan psikolog, serta mempercepat anggaran untuk program pencegahan bunuh diri Kementerian Pendidikan, yang disebut “I Chose Life”, dari 2,5 juta shekel menjadi 5 juta shekel.
Upaya ‘Israel’ untuk kurangi kasus bunuh diri
Kepala Komite Kesehatan dan anggota Knesset Yoni Mischeraki mengakui bahwa “krisis psikologis yang sama yang meletus pada saat-saat mengerikan itu [pada tanggal 7 Oktober] terus mempengaruhi masyarakat Israel hingga hari ini.”
Yoni turut mendukung penambahan anggaran untuk program pencegahan bunuh diri nasional “I Chose Life” yang diusulkan Zaltsman.
Sementara, Miri Cohen, Direktur Hubungan Pemerintah dan Program Nasional di Kementerian Kesehatan ‘Israel’, memperingatkan tentang risiko meningkatnya kasus bunuh diri seiring dengan kembalinya kehidupan ke keadaan normal setelah perang.
“Setidaknya satu orang melakukan bunuh diri setiap hari di Israel, namun kasus bunuh diri sering tidak dilaporkan, sementara penyebab kematian lainnya dilaporkan,” ujar Miri.
Sedikitnya 400 hingga 500 orang melakukan bunuh diri di ‘Israel’ dan tercatat 7.000 percobaan bunuh diri dilakukan setiap tahunnya, ujar Cohen.
Untuk tahun 2024, sekitar 15,7 juta shekel atau setara Rp 69 miliar dengan tambahan 2 juta shekel atau setara Rp 8,8 miliar digelontorkan untuk program pencegahan bunuh diri.
Letnan Kolonel Carmel Keila, kepala Departemen Klinis di Divisi Teknologi dan Logistik, membahas pusat-pusat perawatan untuk tentara reguler dan cadangan, persiapan psikologis sebelum pertempuran, dan prosedur untuk perawatan pascaperang. Dia juga menyebutkan kursus pelatihan khusus untuk para prajurit tentang mengidentifikasi tanda-tanda krisis dan tugas tanggung jawab bersama.
6 tentara tewas karena bunuh diri, ribuan lainnya terancam
Sedikitnya enam tentara ‘Israel’ tewas bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir, dilaporkan karena tekanan psikologis parah akibat perang berkepanjangan di Jalur Gaza dan Lebanon Selatan, menurut harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth.
Investigasi ini mengindikasikan bahwa jumlah bunuh diri yang sebenarnya mungkin lebih tinggi, karena militer ‘Israel’ belum merilis data resmi meskipun berjanji untuk melakukannya pada akhir tahun ini.
Laporan tersebut juga menunjukkan adanya krisis kesehatan mental yang lebih dalam di tubuh militer penjajah ‘Israel’, dengan mengungkapkan bahwa ribuan tentara telah mencari dukungan dari klinik kesehatan mental militer atau psikolog lapangan.*