MUSTAFA Al Babi Al Halaby merupakan penerbit dan percetakan tua di Mesir yang didirikan sejak tahun 1859 oleh Syarif Mahmud Al Halaby yang berasal dari Halab Syiria.
Penerbitan ini di masa keemasaannya sempat merajai dunia penerbitan di dunia Islam pada tahun 1940-an dan berhasil menerbitkan 400-an judul buku karya para ulama klasik. Tidak hanya penerbitkan buku karya ulama jazirah Arab saja, karya ulama Nusantara juga diterbitkan oleh penerbit legendaris ini, termasuk di antaranya adalah karya Syeikh Nawawi Banten dan Syeikh Ahmad Khatib, sehingga buku-buku mereka pun akhirnya “mendunia” dan dijadikan rujukan di dunia Islam.
Namun kini kondisi penerbitan Musthafa Al Babi Al Halaby tidak seperti dulu, bahkan menurun drastis, di mana mereka hanya mampu menyediakan kitab-kitab untuk penuntut ilmu di Al Azhar saja dengan format kitab-kitab lama.

Bahkan kondisi kedua toko bukunya baik yang berada di dekat Al Azhar maupun di dekat Madinah Al Bu’uts amat memprihatinkan dimana banyak rak kosong dan buku-buku diletakkan tidak beraturan, sebagaian buku yang dijual ditumpuk begitu saja, sedangkan buku-buku yang berada di kolong meja dibiarkan menggunung berdebu.
Hidayatullah.com sendiri sempat berbincang-bincang dengan Ahmad Musthafa Al Halabi, generasi ke empat dari penerbit ini yang menjabat sebagai direktur Musthafa Al Babi Al Halabi cabang Al Azhar, yang berada di gedung tua belakang masjid Al Azhar di sela-sela waktunya saat menjalankan tugasnya. Berikut ini petikan perbincangan antara Hidayatullah.com dengan kakek berumur 70 tahun ini:
Kami mendapati banyak buku karya ulama Indonesia di sini, semisal Syekh Nawawi Al Jawi. Apa yang melatarbelakangi pihak penerbitan Al Halaby untuk menerbitkannya?
Ini merupakan kebijakan politik Syeikh Musthafa Al Halaby pendiri penerbitan ini dalam rangka berkhidmat kepada para penuntut ilmu Indonesia dan Malaysia, sehingga beliau memutuskan untuk mencetak sejumlah buku karya ulama Indonesia dan Malaysia. Dan hal ini juga dilakukan dalam rangka memudahkan mereka.
Kemudian Ahmad Musthafa Al Halaby membuka buku katalog terbitan Musthafa Al Babi Al Halaby yang sudah sangat kumal, dan menunjukkan kepada Hidayatullah.com buku-buku yang disertai terjemahan bahasa Melayu-Arab yang ditulis dengan aksara pegon yang telah diterbitkan oleh Musthafa Al Babi Al Halaby. Hidayatullah.com melihat ada 80 judul buku jenis ini yang telah diterbitkan.
Dari katalog tahun 2005 ini, Hidayatullah.com juga melihat daftar khusus buku-buku karya Syeikh Nawawi Banten yang diterbitkan yang jumlahnya mencapai 15 judul buku.
Apakah Syeikh Musthafa Al Halaby juga memandang bahwa karya para ulama Indonesia cukup berharga, sehingga beliau memutuskan untuk menerbitkannya?
Ya,tentu, tentu, buku-buku itu sangat berbobot.
Kami mendengar juga bahwa Indonesia pernah menjadi pasar besar bagi penerbit ini?
Ya benar, dan saya juga mendengar bahwa buku-buku kami juga dicetak di sana.
Apakah Al Halaby masih akan bertahan dengan format kitab-kitab lama, dan tidak memperbaruinya menjadi cetakan yang lebih baik seperti bentuk buku di masa ini?
Tidak, kami tetap berjalan dengan format yang sama sehingga kami tidak akan menaikkan harga. Karena kalau kita perbagus kualitas kertas maka akan menambah harga sedangkan mayoritas konsumen kami pesantren agama dan pesantren Al Azhar. Kami mempertahankan harga demi para penuntut ilmu.
Pandangan Anda berkaitan dengan karya ulama Indonesia ini, apa yang mesti dilakukan oleh rakyat Indonesia sendiri?
Mereka harus memperhatikan karya ulama Indonesia, hingga mereka mengenal karya ulama mereka sendiri.*