Sambungan dari halaman PERTAMA
NAMUN keresahan ibunya tidak pernah surut karena takut anaknya akan bergabung dengan kelompok teroris. Keresahan ibunya ikut didukung oleh keterampilan Abby dalam ilmu komputer, mampu berbicara dalam banyak bahasa, apalagi Abby adalah seorang mantan tentara.
Bagi ibunya, tidak ada yang kurang untuk menjadi seorang teroris dengan semua keterampilan yang dimiliki Abby. Ketika ibunya mencari informasi tentang Islam di internet, yang ia temukan hanyalah tentang Al Qaidah dan Taliban.
Ibunya berfikir bahwa kelompok teroris sudah mencuci otak anaknya untuk bergabung dengan mereka karena ibunya berfikir bahwa Abby adalah seseorang yang mudah dipengaruhi dan dirubah. Ibunya merasa bahwa ketika anaknya menemui sesuatu atau seseorang yang baik, dia akan melakukan segala apa yang mereka inginkan.
Puncaknya, Abby sering diteriaki “teroris” oleh publik di keramaian hanya karena mengenakan hijab dan pakaian hitam.
“Kembalilah ke negara asalmu!,” teriak orang-orang di keramaian. Namun Abby hanya menjawab, “Hei! Aku lahir dan besar di Texas.”
“Aku bertemu banyak orang yang bertanya kepadaku apakah aku bekerja untuk FBI, karena mereka fikir aku sedang bekerja untuk Arab dan memata-matai Amerika. Mencoba membaurkannya dengan orang-orang Amerika, dan melaporkannya ke Saudi Arabia, organisasi Muslim atau apapun,” jelasnya seperti dikutip laman TIM.
Komentar tidak mengenakan hati pernah juga berdatangan setelah Abby tampil di acara Doctor Phil.
“Otakmu sudah dicuci oleh orang-orang Arab, otakmu sudah di cuci oleh Muslim. Kau harus kembali kepada Yesus, kau harus tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Penyelamatmu. Kau harus kembali ke jalan yang benar dan kau akan disiksa di neraka kecuali kalau kau menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamatmu,” komentar beberapa orang non-Muslim terhadap Abby.
Di sisi lain, hanya sedikit Muslim yang menyambut Abby dan mengerti tentang keadaan yang ia rasakan saat ini.
Meski tekanan dan kecaman datang, kecintaannya pada negara Arab Saudi terus tak terhenti. Ini terlihat dari stiker di mobilnya yang bertuliskan “I love Saudi Arabia” dan sebuah stiker bendera Arab Saudi.
Rencananya ke depan adalah Abby akan berangkat ke Arab Saudi untuk studi.*/Darda Muhammad Firdaus Sofyan