Hidayatullah.com–Bencana erupsi Semeru yang terjadi pada Sabtu (04/12(2021) telah memakan banyak korban jiwa dan meluluhlantakkan banyak bangunan. Namun tidak dengan sebuah langgar (tempat shalat) yang tetap utuh dan tegak berdiri meski ikut terdampak erupsi.
Rumah ibadah yang berlokasi di Dusun Sumbersari, Supiturang, Pronojiwo, Lumajang ini tampak paling mencolok ketimbang bangunan di sekitarnya. Hal itu karena meski bangunan di sekitarnya mengalami kerusakan parah, langgar tersebut nyaris tak tersentuh, bahkan oleh debu.
Sumbersari adalah salah satu wilayah yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Semeru. Dusun ini terletak tak jauh dari Dusun Umbulan yang merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah.
Pantauan hidayatullah.com pada Jumat (10/12/2021) di lokasi, langgar yang tak begitu besar tersebut tak mengalami kerusakan apapun. Kini, warga memanfaatkan langgar bernama Nurul Munzal tersebut sebagai shelter sementara saat proses evakuasi dan bersih-bersih berlangsung.
“Dihidupkan dengan Al-Qur’an”
Novi Irawan, warga yang rumahnya berseberangan dengan Langgar Nurul Munzal mengatakan kepada hidayatullah.com bahwa kegiatan di langgar tersebut cukup aktif. “Selain untuk shalat lima waktu, biasanya juga sering ada ngaji,” ujar Irawan.
Pengajaran Al-Qur’an rutin dilaksanakan di Langgar Nurul Munzal setiap pekan. Pesertanya pun mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
“Anak-anak belajar ngaji di sore hari. Malamnya giliran bapak-bapak dan ibu-ibu, biasanya sampai jam 10,” ujar Supriyati, istri dari Ali, imam di langgar tersebut.
Beberapa warga lainnya sedang berada di langgar tersebut saat hidayatullah.com berkunjung. “Langgar ini sering dishalawatin, Mas,” imbuh Supriyati yang bersama suaminya dan beberapa warga lain sedang berada di langgar tersebut saat media ini mendatanginya.
Pada mulanya, kehidupan di langgar tersebut digawangi oleh Kiai Badrul dari Gondang Legi yang mengajar baca Al-Qur’an dengan metode Ummi. “Dulu, beliau rutin datang setiap minggu. Sekarang juga masih sering berkunjung,” ujar Ali, imam langgar.
Setelah meluluskan beberapa orang yang akhirnya mahir membaca Al-Qur’an, pengajaran pun diteruskan oleh Abdurrohim, anak dari Ali dan Supriyati.
Geliat semangat belajar Al-Qur’an tersebut terus berlanjut hingga kemudian bencana erupsi Semeru terjadi. Sumbersari termasuk wilayah terdampak yang telah didata oleh BNPB untuk relokasi.
Supriyati mengaku lebih memilih direlokasi ketimbang menetap di rumahnya yang bersebelahan dengan langgar. Rumah Ali dan Supriyati sendiri tak terkecualikan dari dampak erupsi Semeru, rusak dan tak lagi layak tinggal.
Meski begitu, Supriyati mengatakan akan berusah tetap menghidupkan Langgar Nurul Munzal meski telah berpindah. Hal itu karena keluarga mereka memiliki perkebunan di dekat langgar yang akan tetap diurus meski mereka telah pindah nantinya.
Selain itu, Supriyati mengatakan di mana pun ia tinggal nantinya, ia dan warga akan berusah tetap menghidupkan pengajian Al-Qur’an. “Di manapun, in syaa Allah kami akan kumpul dan ngaji lagi.”
Terkait Langgar Nurul Munzal, Ali mengaku sangat bersyukur melihat langgar tempat ia rutin mengimami shalat lima waktu tersebut utuh dan selamat.
“Ketimbang sedih melihat rumah kami hancur, saya lebih terharu melihat langgar ini tetap utuh,” ungkap Ali.*
Baca juga:
- Rajin Tahajud, Ngaji, dan Taklim, Pasangan Lansia Selamat dari Erupsi Semeru
- Liputan ini atas dukungan pembaca hidayatullah.com melalui Donasi Dakwah Media, melalui rek BCA No.00000-000 an yys Baitul Maal Hidayatullah